Denpasar (Antara Bali) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya menilai program pemberantasan sarang nyamuk telah berhasil menekan kasus demam berdarah (DBD) di Pulau Dewata.

"Dibandingkan tahun lalu, kasus DBD tahun ini sudah sangat turun. Tahun 2016 kasusnya selama setahun mencapai 22.000, sedangkan tahun ini hingga akhir Juni jumlah kasus DBD sebanyak 3.700. Ini sudah kelihatan hasil PSN," kata Suarjaya, di Denpasar, Senin.

Sebelumnya pihaknya memang mendorong seluruh masyarakat secara serentak melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan sekitar.

"Upaya ini untuk mencegah timbulnya sarang nyamuk dan memutus rantai perkembangbiakan hewan penyebab demam berdarah itu," ujarnya.

Untuk mencegah timbulnya sarang nyamuk, lanjut dia, dapat dilakukan dengan melakukan tindakan mudah seperti menguras, mengubur, dan menutup (3M) tempat perkembangbiakan sarang nyamuk.

Sedangkan terkait dengan adanya pasien yang meninggal karena DBD, mayoritas disebabkan keterlambatan diagnosa, karena pasien tidak menyadari jika demam yang mereka alami merupakan gejala demam berdarah.

Saat yang bersangkutan dibawa ke rumah sakit, tubuhnya sudah memasuki fase "shock". Pasien seharusnya sudah ditangani secara medis sejak fase awal sehingga bisa disembuhkan.

Suarjaya menambahkan, meskipun kasus demam berdarah tahun ini sudah turun drastis, tidak dipungkiri ada beberapa kasus yang tinggi di Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng.

Selain DBD, ujar dia, untuk sejumlah kasus infeksi dan penyakit tidak menular juga menurun, termasuk angka kematian ibu dan bayi pun turun.

"Ini artinya upaya kita untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sudah mulai kelihatan hasilnya dan akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan pun lebih baik, seperti dengan adanya tambahan RS pratama dan segera beroperasi RS Bali Mandara milik Pemprov Bali," kata Suarjaya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017