Denpasar (Antara Bali) - Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SSKar M.Hum menilai warisan budaya masa lampaui menjadi sumber yang sangat berguna untuk membangun bangsa yang lebih baik dalam perkembangan di masa mendatang.
"Dalam konteks sejarah, nilai dan makna yang terkandung dalam seni merupakan jembatan penghubung antara masa lalu dengan masa kini dalam sebuah mata rantai yang saling mengisi," kata Rektor ISI Denpasar Gede Arya Sugiartha di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, Indonesia melalui sejarah dan warisan budaya dapat memetik nilai dan makna masa lalu untuk membangun masa kini dan merencanakan masa depan yang lebih gemilang.
ISI Denpasar telah memaknai masa lampaui dengan menggunakan ceritera sejarah sebagai sumber penciptaan seni dan melakukan worshop seni dengan para maestro seni budaya.
Gede Arya Sugiartha menambahkan, ceritera sejarah yang digunakan sebagai sumber penciptaan dilakukan oleh mahasiswa dalam berbagai program studi. Hal itu untuk mendapatkan inspirasi artistik dari keindahan masa lampau.
Sejarah dan warisan budaya banyak mengandung pesan-pesan kebaikan yang patut dipedomi. Dengan memaknai sejarah dan warisan budaya secara tidak langsung telah membangun kepribadian anak didik untuk menghormati bangsa dan negara Indonesia.
Selain itu merajut kebersamaan melalui festival dan ritual, juga Festival seni dalam berbagai bentuk, jenis dan format, biasanya diikuti oleh kelompok-kelompok seni dari berbagai etnis.
Gede Arya Sugiartha menjelaskan, semua itu bertujuan untuk memberikan pengalaman berkehidupan bersama kepada masyarakat.
Mahasiswa dalam kegiatan festival mendapat pelajaran cara bekerja sama, belajar memahami keunggulan yang lain, belajar secara langsung dari mahasiswa daerah lain.
Melalui festival seni mahasiswa secara langsung ditunjukkan fakta bahwa diseberang sana juga ada keunggulan yang mungkin saja belum mereka miliki.
Kondisi demikian akan mampu menyadarkan mahasiswa bahwa kebersamaan, kerja sama, kolaborasi adalah sumber belajar yang sangat efektif dalam meningkatkan kompetensi diri, ujar Gede Arya Sugiartha. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Dalam konteks sejarah, nilai dan makna yang terkandung dalam seni merupakan jembatan penghubung antara masa lalu dengan masa kini dalam sebuah mata rantai yang saling mengisi," kata Rektor ISI Denpasar Gede Arya Sugiartha di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, Indonesia melalui sejarah dan warisan budaya dapat memetik nilai dan makna masa lalu untuk membangun masa kini dan merencanakan masa depan yang lebih gemilang.
ISI Denpasar telah memaknai masa lampaui dengan menggunakan ceritera sejarah sebagai sumber penciptaan seni dan melakukan worshop seni dengan para maestro seni budaya.
Gede Arya Sugiartha menambahkan, ceritera sejarah yang digunakan sebagai sumber penciptaan dilakukan oleh mahasiswa dalam berbagai program studi. Hal itu untuk mendapatkan inspirasi artistik dari keindahan masa lampau.
Sejarah dan warisan budaya banyak mengandung pesan-pesan kebaikan yang patut dipedomi. Dengan memaknai sejarah dan warisan budaya secara tidak langsung telah membangun kepribadian anak didik untuk menghormati bangsa dan negara Indonesia.
Selain itu merajut kebersamaan melalui festival dan ritual, juga Festival seni dalam berbagai bentuk, jenis dan format, biasanya diikuti oleh kelompok-kelompok seni dari berbagai etnis.
Gede Arya Sugiartha menjelaskan, semua itu bertujuan untuk memberikan pengalaman berkehidupan bersama kepada masyarakat.
Mahasiswa dalam kegiatan festival mendapat pelajaran cara bekerja sama, belajar memahami keunggulan yang lain, belajar secara langsung dari mahasiswa daerah lain.
Melalui festival seni mahasiswa secara langsung ditunjukkan fakta bahwa diseberang sana juga ada keunggulan yang mungkin saja belum mereka miliki.
Kondisi demikian akan mampu menyadarkan mahasiswa bahwa kebersamaan, kerja sama, kolaborasi adalah sumber belajar yang sangat efektif dalam meningkatkan kompetensi diri, ujar Gede Arya Sugiartha. (WDY)
Editor : Edy M Yakub
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017