Singaraja (Antara Bali) - Warga Desa Sari Mekar, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Bali memberdayakan peternakan sapi lokal melibatkan penduduk lokal di desa tersebut.
"Kami melibatkan penduduk lokal untuk memberi kesempatan masyarakat menambah penghasilan sampingan," kata Ketua Kelompok Ternak Mulia Arta Desa Sari Mekar, Ketut Reka Budiarta, Minggu.
Ia mengatakan, pihaknya mulai merintis usaha ternaknya dengan semangat dan percaya diri dan menjalankan usaha ternak hingga membuahkan hasil.
Ia menambahkan, setelah beberapa tahun berjalan usaha ternak sapinya mulai ada peningkatan dan kemudian bersama rekan-rekannya berinisiatif mengajak warga-warga desa setempat untuk bergabung.
"Kami ajak warga hanya untuk mereka sambilan saja setelah bekerja sebagai tukang. Mereka bisa mengatur waktu kerja di sore hari untuk memberi makan ternak sapi," tutur dia.
Reka Budiarta juga mengungkapkan, kelompoknya kini memiliki anggota sekitar 20 orang dari warga Desa Sari Mekar berasal dari berbagai kalangan dan profesi.
Sistem kerja melibatkan warga desa tidak dengan gaji tetapi dengan sistem bagi hasil. Setiap orang yang ikut bekerja dengannya diberikan satu atau dua ekor sapi untuk dipelihara di kandang peternakannya.
"Kalau modal beli bibit sapi dari saya beri, baru kemudian diberikan kepada warga yang ikut dipelihara dan dirawat sebaik-baiknya," ujar dia.
Rincian harga jual, satu ekor bisa dihargai Rp12 juta dengan harga awal sapi Rp8 juta itu dipotong dulu baru kemudian dikurangi biaya pemeliharaan.
"Dari perhitungan tersebut menghasilkan siswa sebesar Rp1 juta dan baru kemudian itu dibagi dua yakni saya sama yang kerja," ungkap Reka. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami melibatkan penduduk lokal untuk memberi kesempatan masyarakat menambah penghasilan sampingan," kata Ketua Kelompok Ternak Mulia Arta Desa Sari Mekar, Ketut Reka Budiarta, Minggu.
Ia mengatakan, pihaknya mulai merintis usaha ternaknya dengan semangat dan percaya diri dan menjalankan usaha ternak hingga membuahkan hasil.
Ia menambahkan, setelah beberapa tahun berjalan usaha ternak sapinya mulai ada peningkatan dan kemudian bersama rekan-rekannya berinisiatif mengajak warga-warga desa setempat untuk bergabung.
"Kami ajak warga hanya untuk mereka sambilan saja setelah bekerja sebagai tukang. Mereka bisa mengatur waktu kerja di sore hari untuk memberi makan ternak sapi," tutur dia.
Reka Budiarta juga mengungkapkan, kelompoknya kini memiliki anggota sekitar 20 orang dari warga Desa Sari Mekar berasal dari berbagai kalangan dan profesi.
Sistem kerja melibatkan warga desa tidak dengan gaji tetapi dengan sistem bagi hasil. Setiap orang yang ikut bekerja dengannya diberikan satu atau dua ekor sapi untuk dipelihara di kandang peternakannya.
"Kalau modal beli bibit sapi dari saya beri, baru kemudian diberikan kepada warga yang ikut dipelihara dan dirawat sebaik-baiknya," ujar dia.
Rincian harga jual, satu ekor bisa dihargai Rp12 juta dengan harga awal sapi Rp8 juta itu dipotong dulu baru kemudian dikurangi biaya pemeliharaan.
"Dari perhitungan tersebut menghasilkan siswa sebesar Rp1 juta dan baru kemudian itu dibagi dua yakni saya sama yang kerja," ungkap Reka. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017