Yogyakarta (Antara Bali) - Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat
rajin melakukan deteksi dini kanker sebagai upaya menekan prevalensi
penyakit kanker di Indonesia.
"Perlu deteksi dini karena gaya hidup modern saat ini sangat berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah pasien kanker," kata Kepala Sub Direktorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Niken Wastu Palupi di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, Sabtu.
Niken mengatakan tren penyakit kanker di Indonesia saat ini cenderung meningkat. Selain disebabkan gaya hidup modern yang tidak sehat, juga dipicu minimnya minimnya jumlah tenaga kesehatan dalam menangani tata laksana Kanker.
"Maraknya iklan-iklan pengobatan alternatif, sehingga minimnya fasilitas untuk diagnosa dan tata laksana kanker," kata Niken dalam seminar sosialisasi dan edukasi bertajuk "Mari Bersama Kalahkan Kanker dengan CERDIK" ini.
CERDIK, kata dia, merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet dengan gizi seimbang, Istirahat Cukup, dan Kelola stres.
"Penyakit kanker yang ditemukan pada stadium dini memiliki kesempatan mendapatkan usia harapan hidup yang lebih tinggi, karena itu kalau terdeteksi segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan," kata dia.
Ia menyebutkan, prevalensi kanker berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) pada 2013 menyebutkan prevalensi kanker tertinggi terdapat di Yogyakarta, yaitu 4,1 persen, diikuti Jawa Tengah 2,1 persen, Bengkulu, dan DKI Jakarta yang masing-masing adalah 1,9 per mil."Berdasarkan estimasi sejumlah penderita kanker, provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan provinsi dengan penderita kanker kanker terbanyak yakni sekitar 68.638 dan 61.230 jiwa," kata dia.
Sementara itu, ketua Cancer Information and Support Canter (CISC) Aryanthi Baramuli Putri mengatakan tindakan melawan kanker yang diambil individu, organisasi, maupun pemerintah dapat mengurangi beban dan angka kematian kanker hingga 25 persen pada 2025.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Perlu deteksi dini karena gaya hidup modern saat ini sangat berpengaruh terhadap meningkatnya jumlah pasien kanker," kata Kepala Sub Direktorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Niken Wastu Palupi di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, Sabtu.
Niken mengatakan tren penyakit kanker di Indonesia saat ini cenderung meningkat. Selain disebabkan gaya hidup modern yang tidak sehat, juga dipicu minimnya minimnya jumlah tenaga kesehatan dalam menangani tata laksana Kanker.
"Maraknya iklan-iklan pengobatan alternatif, sehingga minimnya fasilitas untuk diagnosa dan tata laksana kanker," kata Niken dalam seminar sosialisasi dan edukasi bertajuk "Mari Bersama Kalahkan Kanker dengan CERDIK" ini.
CERDIK, kata dia, merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet dengan gizi seimbang, Istirahat Cukup, dan Kelola stres.
"Penyakit kanker yang ditemukan pada stadium dini memiliki kesempatan mendapatkan usia harapan hidup yang lebih tinggi, karena itu kalau terdeteksi segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan," kata dia.
Ia menyebutkan, prevalensi kanker berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Nasional (Riskesdas) pada 2013 menyebutkan prevalensi kanker tertinggi terdapat di Yogyakarta, yaitu 4,1 persen, diikuti Jawa Tengah 2,1 persen, Bengkulu, dan DKI Jakarta yang masing-masing adalah 1,9 per mil."Berdasarkan estimasi sejumlah penderita kanker, provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan provinsi dengan penderita kanker kanker terbanyak yakni sekitar 68.638 dan 61.230 jiwa," kata dia.
Sementara itu, ketua Cancer Information and Support Canter (CISC) Aryanthi Baramuli Putri mengatakan tindakan melawan kanker yang diambil individu, organisasi, maupun pemerintah dapat mengurangi beban dan angka kematian kanker hingga 25 persen pada 2025.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017