![pinterest](https://pinterest.com/pin/create/button/?url=https://bali.antaranews.com/berita/108816/pemprov-bali-harapkan-jegeg-bagus-kembangkan-pariwisata&media=https://img.antaranews.com/cache/1200x800/no-image.jpg&description=Pemprov Bali Harapkan "Jegeg-Bagus" Kembangkan Pariwisata){kind=link}
Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali mengharapkan para finalis ajang Pemilihan "Jegeg-Bagus" tingkat provinsi setempat dapat turut mengembangkan dan mengangkat citra pariwisata.
"Sesuai dengan jiwa muda yang dibawa oleh masing-masing finalis, saya harap dapat memompa semangat generasi muda lainnya untuk bersama-sama mengembangkan pariwisata Bali ke arah yang positif," kata Sekretaris Daerah Provinsi Bali Cokorda Ngurah Pemayun saat menerima audiensi 18 finalis Pemilihan Jegeg-Bagus Bali 2017, di Denpasar, Jumat.
Tidak hanya itu, tambah Cok Pemayun, melalui ajang pemilihan Jegeg-Bagus Bali 2017 yang diikuti oleh pemuda-pemudi pilihan dari tiap kabupaten/kota di Bali itu, diharapkan dapat memacu anak-anak muda untuk semakin berinovasi dan berkreasi.
"Dengan demikian, dapat membendung perilaku negatif dan keinginan untuk berperilaku negatif," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali AA Gede Yuniartha Putra menekankan pada para finalis bahwa pariwisata yang ditonjolkan di Bali adalah pariwisata budaya, sehingga berbagai hal harus dikemas dengan budaya agar tetap lestari dan berkembang sehingga tidak terkontaminasi budaya Barat.
Ia juga menegaskan untuk dapat membendungnya kita harus semakin kukuh menjaga budaya, terlebih lagi hal tersebut telah tercantum pada Perda Provinsi Bali No 2 tahun 2012.
Setelah melewati delapan kali masa pra-karantina, para finalis Jegeg Bagus 2017 memasuki masa karantina yang dimulai 20 Juli 2017. Selanjutnya para finalis akan mengikuti acara grand final yang akan diselenggarakan 22 Juli pukul 17.00 Wita di Taman Budaya Denpasar.
Bukan hanya pada saat grand final, proses penilaian duta pariwisata ini dilakukan bertahap sejak masa pra-karantina.
Selain melakukan penilaian secara sikap dan praktik, peserta juga dinilai melalui wawancara mendalam yang dilakukan oleh tujuh juri yang ahli dalam bidangnya dan sesuai dengan aspek penilaian.
Para juri berasal dari berbagai latar belakang seperti psikolog, asosiasi (GIPI), akademisi Universitas Udayana dan perwakilan PKK. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Sesuai dengan jiwa muda yang dibawa oleh masing-masing finalis, saya harap dapat memompa semangat generasi muda lainnya untuk bersama-sama mengembangkan pariwisata Bali ke arah yang positif," kata Sekretaris Daerah Provinsi Bali Cokorda Ngurah Pemayun saat menerima audiensi 18 finalis Pemilihan Jegeg-Bagus Bali 2017, di Denpasar, Jumat.
Tidak hanya itu, tambah Cok Pemayun, melalui ajang pemilihan Jegeg-Bagus Bali 2017 yang diikuti oleh pemuda-pemudi pilihan dari tiap kabupaten/kota di Bali itu, diharapkan dapat memacu anak-anak muda untuk semakin berinovasi dan berkreasi.
"Dengan demikian, dapat membendung perilaku negatif dan keinginan untuk berperilaku negatif," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali AA Gede Yuniartha Putra menekankan pada para finalis bahwa pariwisata yang ditonjolkan di Bali adalah pariwisata budaya, sehingga berbagai hal harus dikemas dengan budaya agar tetap lestari dan berkembang sehingga tidak terkontaminasi budaya Barat.
Ia juga menegaskan untuk dapat membendungnya kita harus semakin kukuh menjaga budaya, terlebih lagi hal tersebut telah tercantum pada Perda Provinsi Bali No 2 tahun 2012.
Setelah melewati delapan kali masa pra-karantina, para finalis Jegeg Bagus 2017 memasuki masa karantina yang dimulai 20 Juli 2017. Selanjutnya para finalis akan mengikuti acara grand final yang akan diselenggarakan 22 Juli pukul 17.00 Wita di Taman Budaya Denpasar.
Bukan hanya pada saat grand final, proses penilaian duta pariwisata ini dilakukan bertahap sejak masa pra-karantina.
Selain melakukan penilaian secara sikap dan praktik, peserta juga dinilai melalui wawancara mendalam yang dilakukan oleh tujuh juri yang ahli dalam bidangnya dan sesuai dengan aspek penilaian.
Para juri berasal dari berbagai latar belakang seperti psikolog, asosiasi (GIPI), akademisi Universitas Udayana dan perwakilan PKK. (WDY)
Editor : I Gusti Bagus Widyantara
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017