Denpasar (Antara Bali) - Yayasan Museum dan  Perpustakaan Agung Bung Karno menggelar Dialog Pancasila di museum setempat, Renon, Denpasar, Jumat.
     
"Anak muda sangat antusias dengan dialog itu, karena ada 250 orang dari kalangan mahasiswa yang hadir," kata Ketua Penyelenggara, Wira Wedawitry.
     
Ketua Yayasan Perpustakaan Bung Karno Gus Marhaen itu menyatakan Pancasila adalah sumber perdamaian, karena itu Pancasila merupakan harga mati.
     
"Dunia internasional saja mengakui, terbukti  Perangko Bung Karno saja ada di 23 negara," ujarnya.
     
Sementara itu, Sukmawati Soekarnoputri menyatakan saat ini sangat menyedihkan dengan buku-buku Pancasila sudah tidak lagi ditemukan di toko-toko buku.
     
"Hanya ada buku-buku syariat dan teoritis, padahal Pancasila yang terlahir dari Bangsa Indonesia  dan arti Pancasila sudah disesuaikan dengan keadaan Indonesia," katanya.
     
Menurut dia, perjuangan melahirkan Pancasila itu sangat keras. "Semua isi Pancasila berfilosofi, hanya bangsa yang berjiwa Pancasila akan berkobar semangatnya untuk merdeka atau mati," katanya.
     
Selain itu, Pangdam Udayana Mayjen TNI Komarudin Simanjuntak mengatakan Ideologi Pancasila jangan diragukan, karena sudah final.
     
"Jangan sampai berhenti belajar untuk memperjuangkan cita-cita Bung Karno. Kedamaian ada ketika kita mau menerima perbedaan," katanya.
     
Menurut dia, ada yang mengatakan Pancasila itu haram adalah orang yang tidak paham Pancasila dari sisi UUD 1945, NKRI dan Kebhinnekaan.
     
"Pancasila dirumuskan dari leluhur bangsa kita, yang sudah sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa kita, salah satu musuh Pancasila adalah teroris dan narkoba," katanya.
     
Ia menambahkan Pancasila adalah bahasa keramat yang perlu dikawal, karena Pancasila sudah tidak perlu dibahas lagi, karena memang sudah final.
     
Dialog juga dihadiri Niluh Djelantik yang memotivasi kaum muda, Ganaspati, KNPI dan undangan lainnya. (*)

Pewarta: Desy Dora

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017