Negara (Antara Bali) - Sebagian warga miskin di Desa Mendoyo Dangin Tukad, Kabupaten Jembrana tidak mampu menebus beras sejahtera, sehingga menumpuk di kantor desa.

"Warga tidak mampu membayar beras ini meskipun harganya murah. Kami masih carikan jalan keluar agar beras sejahtera ini tidak menumpuk seperti ini," kata Kepala Desa atau Perbekel Mendoyo Dangin Tukad Gusti Agung Kade Bambang Sumitra, Senin.

Ia mengatakan, sebelumnya pembayaran dan pengambilan jatah beras untuk keluarga miskin itu lancar, namun karena ada keterlambatan pasokan sejak bulan Januari sehingga warga tidak mampu menebus semuanya.

Menurutnya, ada warganya yang sejak bulan April belum mengambil beras jatahnya dengan alasan masih menunggu memiliki uang.

Untuk memberikan beras tersebut secara gratis kepada warga, ia mengatakan, sulit untuk dilakukan karena pihaknya juga harus membayar Rp24 ribu perkarung kepada Badan Urusan Logistik (Bulog).

"Kami juga sudah ada kesepakatan dengan Bulog, kalau berasnya tidak sesuai standar atau tidak layak konsumsi akan diganti. Tapi tidak tahu kalau berasnya rusak disini karena terlambat diambil warga," katanya.

Ia mengatakan, sebanyak 76 keluarga miskin di desanya mendapatkan jatah beras sejahtera setiap bulan, yang pengambilannya dipusatkan di kantor desa.(GBI)

Pewarta: Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017