Denpasar (Antara Bali) - Subsektor tanaman pangan meliputi padi dan palawija membentuk nilai tukar petani (NTP) di Bali sebesar 93,42 persen pada Juni 2017, meningkat 0,26 persen dibanding bulan sebelumnya tercatat 93,17 persen.

"NTP subsektor tanaman pangan masih berada di bawah nilai 100 persen yang menunjukkan nilai yang diterima dari hasil pertanian tanaman pangan belum mencukupi kebutuhan konsumsi rumah tangga dan biaya produksi petani," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho, di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan, ideks harga yang diterima petani (It) pada subsektor tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 0,33 persen. Hal itu terjadi pada kelompok padi sebesar 0,52 persen, meskipun pada kelompok palawija menurun sebesar 0,16 persen.

Sebaliknya indeks harga yang diterima petani (Ib) pada subsektor tanaman pangan mengalami kenaikan yang lebih kecil, yakni sebesar 0,06 persen.

Peningkatan indeks harga yang diterima petani tercatat mengalami kenaikan yang lebih kecil, yakni sebesar 0,06 persen.

Kenaikan indeks harga yang dibayar petani dipengaruhi oleh naik harga konsumsi rumah tangga (IHKP) sebesar 0,03 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,22 persen.

Adi Nugroho menambahkan, harga gabah kering panen (GKP) tingkat petani di Bali pada bulan Juni 2017 sebesar Rp4.225,61 per kilogram, naik Rp97 atau 2,35 persen dari bulan sebelumnya tercatat 4.128,64/kg.

Demikian pula harga gabah di tingkat penggilingan juga naik 2,21 persen dari Rp4.198,60 menjadi Rp4.291,19 per kilogram.

Harga gabah di tingkat petani maupun penggilingan tersebut jauh di atas harga pembelian pemerintah (HPP) yang berlaku sejak Mei 2015 untuk tingkat petani sebesar Rp3.700 per kg dan tingkat penggilingan Rp3.750 per kg.

Tanaman padi di Bali oleh pemerintah pusat tahun 2017 ditargerkan seluas 170.000 hektare terkait program upaya khusus (upsus) swasembada padi.

Bali tahun 2016 berhasil mencapai luas tanam padi hingga 156.000 hektare, dan tahun ini diharapkan dapat ditingkatkan menjadi 170.000 hektare sesuai target yang ditetapkan tersebut.

Adi Nugroho menambahkan, subsektor tanaman pangan merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali, terdiri atas tiga subsektor mengalami kenaikan dan dua subsektor mengalami penurunan.

Ketiga subsektor yang mengalami kenaikan selain tanaman pangan adalah subsektor perikanan sebesar 0,12 persen dan peternakan 0,75 persen.

Sedangkan dua subsektor yang mengalami penurunan terdiri atas hortikultura 0,92 persen, dan sektor tanaman perkebunan rakyat 0,75 persen, ujar Adi Nugroho pula. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017