Gianyar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengirimkan bantuan sementara untuk Made Rendra Putra, bayi berusia dua bulan yang mengalami kelainan kulit seperti sisik mengeras yang tinggal di Desa Sukawati, Gianyar.

"Kami menyerahkan bantuan sementara dari Gubernur Bali berupa bantuan sejumlah uang tunai, dan terkait pengobatan lebih lanjut terhadap Made Rendra akan dikoordinasikan dengan instansi terkait," kata Kepala Bagian Publikasi Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Adi Mastika, di sela-sela menyerahkan bantuan sementara itu, di Gianyar, Senin.

Made Rendra merupakan anak kedua dari pasangan Ni Nengah Suparmi (27) dan I Wayan Sutama (35) asal Desa Kubu, Kabupaten Karangasem.

"Informasi mengenai keadaan Rendra yang diunggah seorang netizen ke media sosial, telah menyita perhatian Bapak Gubernur, sehingga mengutus kami untuk menyampaikan bantuan sementara serta meninjau langsung kondisi yang bersangkutan," ujar Adi Mastika.

Saat tiba di lokasi, tim melihat kondisi Made Rendra yang sangat memprihatinkan. Bayi kelahiran 16 Maret 2017 di Puskesmas Kubu, Karangasem ini terlihat lemah di atas pangkuan ibunya. Kelainan kulit seperti sisik yang mengeras diderita bayi tersebut sudah dialami sejak lahir.

Nengah Suparmi menuturkan bahwa saat mengandung anaknya dirinya tidak merasakan hal-hal yang mengganjal dan saat melahirkanpun ia melakukan persalinan normal di Puskesmas Kubu, Karangasem.

Namun, sehari setelah proses kelahiran tersebut Made Rendra mengalami pengerasan kulit dan terlihat seperti sisik. Hal tersebut membuat suhu tubuh Rendra mengalami panas yang naik-turun dan bayi malang tersebut tidak bisa menutup mata secara normal di saat tidur.

"Saya tidak menyangka anak saya akan mengalami hal seperti ini, dokter sampai saat ini belum bisa memastikan jenis penyakit atau kelainan yang diderita anak saya, namun dokter baru berasumsi jika tidak ada keturunan genetik berarti karena kekurangan hormon," ucap Suparmi.

Sementara itu Wayan Sutama menceritakan bahwa dia sudah pernah mengajak anaknya berobat ke RSUP Sanglah, namun hasil yang diperoleh juga sama yaitu belum ada diagnosa yang jelas terkait jenis penyakit tersebut.

Di samping itu, dirinya yang sehari-hari bekerja sebagai perajin perak dengan pendapatan Rp2 juta perbulan tidak mampu membawa anaknya untuk berobat yang lebih mahal, karena untuk biaya seharai-hari saja mereka sudah susah payah. Terlebih ia harus membayar sewa tempat tinggal (kos) sebesar Rp450 ribu.

Ia berharap dengan keadaannya yang serba kekurangan, pemerintah dapat membantu dirinya dalam pengobatan anaknya, agar Made Rendra dapat tumbuh dan berkembang seperti anak-anak normal lainnya.

Sementara itu, Perbekel (Kepala) Desa Sukawati Dewa Gede Dwi Putra, mengungkapkan bahwa Keluarga Wayan Sutama merupakan penduduk pendatang dari Karangasem. Namun Wayan Sutama belum melakukan perpanjangan Kartu Identitas Penduduk Musiman (KIPEM) dan tidak ada laporan ke aparat desa terkait penyakit yang diderita oleh Made Rendra sehingga sampai saat ini pihaknya belum menindaklanjuti hal tersebut.

"Setelah mengetahui ada penduduk pendatang kami menderita penyakit seperti ini, selanjutnya kami akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait sehingga Made Rendra mendapatkan pertolongan terbaik," ucapnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017