Mangupura (Antara Bali) - Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olah raga (Disdikpora) Kabupaten Badung, Bali, I Ketut Widia Astika, menyatakan siswa SMPN 1 Kuta, I Putu Denio Pranatha Ramananda, berhasil meraih nilai ujian nasional (UN) tertinggi di Bali.
"Kami bangga dengan prestasi I Putu Denio Pranatha Ramananda, karena berhasil meraih nilai UN tertinggi se-provinsi Bali dengan sistem ujian berbasis komputer. Ini sebuah prestasi," kata Ketut Widia Astika di Mangupura, Jumat.
Ia mengatakan, siswa tersebut meraih nilai 388, yang hasilnya baru saja diumumkan serentak untuk kelulusan Ujian Nasional jenjang SMP (2/6).
"Kedepannya, kami mengharapkan dapat ditingkatkan lagi untuk sekolah-sekolah di sini," katanya.
Untuk peraih nilai tertinggi kedua adalah Putu Agung Kesya Wisma Winata, siswa SMPN 3 Denpasar, dengan raihan nilai 387,0, dan peraih nilai tertinggi ketiga adalah Ida Ayu Jayanti Kusumawardani, siswa SMPN 1 Denpasar (386,5).
"Ke depan kami mengevaluasi seluruh pelaksanaan ujian nasional, baik UNBK maupun UNKP di Badung," ujarnya.
Ia mencontohkan, untuk SMP di Badung yang baru dapat mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) baru 50 persen. "Mudah-mudahan tahun depan seluruh sekolah di Badung bisa ikut UNBK," katanya.
Namun, pihaknya tidak membantah bahwa ada dua siswa di daerahnya yang tidak lulus ujian Tahun Ajaran 2016/2017, yakni AJ dan FP yang sama-sama bersekolah di SMPN 1 Kuta Utara.
"Ya, ada dua siswa yang tidak lulus tahun ini dan kelulusan sepenuhnya ditentukan oleh sekolah. Mungkin sekolah punya pertimbangan sendiri tidak meluluskan dua siswanya," katanya.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Kuta Utara Drs. I Made Gita, membenarkan bawah ada dua siswanya yang tidak lulus, karena perilaku yang bersangkutan dinilai tidak baik.
"Karena kelakuannya tidak baik, kami para guru sepakat tidak meluluskannya, jadi kelulusan bukan semata-mata memperbaiki nilai, tapi juga perilaku," ujar Made Gita.
Selain itu, penyebab lain tidak lulusnya kedua tersebut, karena sering tidak masuk sekolah tanpa alasan, sehingga keputusan ini sudah sesuai pertimbangan rapat bersama dewan guru.
"Meskipun dua siswa ini tidak lulus pada ujian kali ini, namun kami masih memberikan kesempatan dan akan menerima bila seandainya kedua siswa tersebut ingin melanjutkan sekolah lagi dan mengikuti kejar paket B," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Kami bangga dengan prestasi I Putu Denio Pranatha Ramananda, karena berhasil meraih nilai UN tertinggi se-provinsi Bali dengan sistem ujian berbasis komputer. Ini sebuah prestasi," kata Ketut Widia Astika di Mangupura, Jumat.
Ia mengatakan, siswa tersebut meraih nilai 388, yang hasilnya baru saja diumumkan serentak untuk kelulusan Ujian Nasional jenjang SMP (2/6).
"Kedepannya, kami mengharapkan dapat ditingkatkan lagi untuk sekolah-sekolah di sini," katanya.
Untuk peraih nilai tertinggi kedua adalah Putu Agung Kesya Wisma Winata, siswa SMPN 3 Denpasar, dengan raihan nilai 387,0, dan peraih nilai tertinggi ketiga adalah Ida Ayu Jayanti Kusumawardani, siswa SMPN 1 Denpasar (386,5).
"Ke depan kami mengevaluasi seluruh pelaksanaan ujian nasional, baik UNBK maupun UNKP di Badung," ujarnya.
Ia mencontohkan, untuk SMP di Badung yang baru dapat mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK) baru 50 persen. "Mudah-mudahan tahun depan seluruh sekolah di Badung bisa ikut UNBK," katanya.
Namun, pihaknya tidak membantah bahwa ada dua siswa di daerahnya yang tidak lulus ujian Tahun Ajaran 2016/2017, yakni AJ dan FP yang sama-sama bersekolah di SMPN 1 Kuta Utara.
"Ya, ada dua siswa yang tidak lulus tahun ini dan kelulusan sepenuhnya ditentukan oleh sekolah. Mungkin sekolah punya pertimbangan sendiri tidak meluluskan dua siswanya," katanya.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Kuta Utara Drs. I Made Gita, membenarkan bawah ada dua siswanya yang tidak lulus, karena perilaku yang bersangkutan dinilai tidak baik.
"Karena kelakuannya tidak baik, kami para guru sepakat tidak meluluskannya, jadi kelulusan bukan semata-mata memperbaiki nilai, tapi juga perilaku," ujar Made Gita.
Selain itu, penyebab lain tidak lulusnya kedua tersebut, karena sering tidak masuk sekolah tanpa alasan, sehingga keputusan ini sudah sesuai pertimbangan rapat bersama dewan guru.
"Meskipun dua siswa ini tidak lulus pada ujian kali ini, namun kami masih memberikan kesempatan dan akan menerima bila seandainya kedua siswa tersebut ingin melanjutkan sekolah lagi dan mengikuti kejar paket B," ujarnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017