Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Kota Denpasar terus berupaya untuk melestarikan keberadaan "Subak" (organisasi pengairan sawah di Bali) dengan memberikan bantuan kepada para petani hingga penataannya menjadi Program Kampung Iklim (Proklim).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar, I Ketut Wisada di sela melakukan penanaman pohon langka di Subak Angabaya Denpasar, Jumat mengatakan Subak Anggabaya salah satu menjadi subak Program Kampung Iklim.

"Oleh karena itu kami bersama jajaran untuk melakukan penanaman pohon, termasuk juga tanaman langka sebanyak 150 pohon," ujarnya.

Ia mengatakan sebagai contoh yang sudah digagas Pemkot Denpasar adalah salah satunya di Subak Sembung dan Subak Kerdung menjadi daerah ekowisati.

Wisada mengatakan dampak perubahan iklim di dunia menjadi tantangan dalam mewujudkan lingkungan hijau. Namun tantangan tersebut bisa menjadi peluang untuk mewujudkan ruang terbuka hijau kota dengan konsep "smart city dan heritage city" (kota cerdas dan kota pusaka).

"Perubahan iklim yang terjadi bisa kita jadikan sebagai peluang untuk mewujudkan tata ruang terbuka hijau. Termasuk salah satu untuk melestarikan subak yang ada di Kota Denpasar," ujarnya.

Untuk mewujudkan ruang terbuka hijau, kata dia, dapat dilakukan melalui pemeliharaan lingkungan dengan upaya konservasi sumber daya alam. Termasuk juga melakukan perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan secara lestari, cadangan sumber daya alam dan pelestarian fungsi atmosfer.

Menurut Wisada, Proklim merupakan program yang berskala nasional untuk gerakan nasional pengendalian perubahan iklim yang berbasis masyarakat.

Disamping melaksanakan Proklim juga dilaksanakan Taman Kehati yang merupakan suatu kawasan pencadangan sumber daya alam hayati lokal diluar kawasan hutan yang mempunyai fungsi konservasi dan penyerbukan, pemencaran biji tumbuhan dibantu oleh satwa penyerbuk dan pemencar biji. Taman Kehati memiliki fungsi utama melestarikan jenis dan variasi genetik tumbuhan langka dan endemik.

Wisada menambahkan, program tersebut diharapkan masyarakat dapat mendapatkan manfaat ekologi, ekonomi, edukasi sosial dan budaya serta ke depannya dapat menjadi lokasi pengembangan pelestarian lingkungan sehingga menjadi desa yang mempunyai kawasan Taman Kehati dan Proklim.

"Kami harapkan dapat bermanfaat dari generasi ke generasi sesuai dengan konsep pembangunan berkelanjutan," katanya.

Pohon langka yang ditanam, yakni pohon badung, cempaka putih, cempaka kuning, duku, jeruk bali, kelapa bulan, kelapa gadang, kelapa gading, kelapa sudamala, kelapa udang, klecung, kepundung, majegau, mundeh, nagasari, pinang, rijasa, sandat bali, sawo kecik, sentul, manggis, waning umpen, cempaka gondok, jeleket, katu lampa, juwet, kaliasem gahru, ganitri, siulan, jeruk tejakula, salak gula pasir, mangga dan kayu putih. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017