Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan peringatan Hari Kebangkitan Nasional merupakan momentum untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan meminimalisasi munculnya kecemburuan sosial.

"Tema mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan saya rasa sudah tepat sekali dalam momentum Kebangkitan Nasional tahun ini. Kalau tidak adil maka kesenjangan akan semakin melebar, dan memunculkan kecemburuan sosial yang kemudian akan menimbulkan keresahan sosial yang nantinya bisa saja menjadi kerusuhan sosial," kata Pastika di sela-sela menjadi Inspektur Upacara Peringatan Harkitnas ke-109 di Lapangan Puputan Margarana, Denpasar, Senin.

Menurut dia, kurangnya pemerataan pembangunan yang berkeadilan akan menimbulkan permasalahan yang malahan akan menghilangkan makna sebenarnya dari Kebangkitan Nasional tersebut.

Dia juga mengakui bahwa saat ini pembangunan sudah mengarah pada pemerataan yang berkeadilan bukan hanya di Indonesia melainkan juga di Bali.

"Saya kira pembangunan saat ini sudah tepat yakni pemerintah membangun dari pinggiran, dari desa, karena yang identik dengan kemiskinan itu adalah yang di pinggir dan di desa-desa, dan kita di Bali sudah melakukan itu, melalui program-program Bali Mandara yang 100 persen pro rakyat," ucapnya.

Pastika mengingatkan agar masyarakat tidak melupakan makna dari Kebangkitan Nasional dan juga bagaimana para pendahulu memperjuangkan bangsa Indonesia.

"Peringatan Harkitnas ini mengingatkan kembali bagaimana pendahulu kita yang telah berjuang keras untuk mewujudkan bangsa ini. 109 tahun yang lalu kita masih di bawah kolonialisme Belanda namun para pemuda kita dengan gagah berani menyatukan diri dan berbicara tentang ke-Indonesian dan kebangsaan. Kenapa saat ini kita sudah tenang-tenang tidak ada lagi kolonialisme, tetapi kita mulai meninggalkan hal itu," ujarnya.

Sementara itu dalam Amanat Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Rudiantara yang dibacakan oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan bahwa pentingnya pemerintah tetap fokus untuk mewujudkan pemerataan pembangunan di tengah tantangan digitalisasi.

Menurut Menkominfo, perubahan besar dalam lanskap sosial budaya masyarakat ini tetap harus diwaspadai karena bisa memecah belah persatuan bangsa dan mengancam ikatan-ikatan berbangsa.

Oleh karena itu, sebagai tema peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2017, dia berharap tema itu menjadi pesan yang ditanamkan dalam hati dan diwujudkan dalam strategi, kebijakan, dan implementasi dalam pelayanan pada masyarakat dan bangsa. Karena kebangkitan nasional hanya akan berarti jika tidak ada satu anak bangsa pun yang tercecer dari gerbong kebangkitan tersebut. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017