Kuta (Antara Bali) - Indonesian Fashion Chamber (IFC) Denpasar membidik Bali sebagai salah satu pusat mode berkelas dunia karena daerah setempat memiliki potensi membanggakan yakni kekayaan kain tradisional dengan keunikan tersendiri.
"Bali memiliki kekuatan. Ada kain tenun dan songket yang tetap menjadi kebanggaan jadi ini yang harus diangkat walaupun ingin tampil berbeda dan internasional, tetap harus angkat elemen lokal," kata Penasehat IFC Denpasar Dwi Iskandar jelang persiapan pagelaran busana di Seminyak, Kabupaten Badung, Bali, Senin.
Selain Jakarta, nama Bali sangat mudah diingat oleh kalangan internasional baik turis mancanegara maupun para pencinta busana dunia. Keunggulan tata busana atau "fashion" dengan memanfaatkan kearifan lokal kain khas Bali akan diusung pada pegelaran busana yang dijadwalkan pada 19-21 Mei di TS Suite Seminyak.
Kain tradisional tersebut nantinya akan mendapatkan sentuhan modern atau modifikasi dengan gaya bernuansa ringan sehingga sesuai dengan selera dan tren pasar internasional namun tetap mengunggulkan ciri khas yang membuat berbeda dengan karya para perancang pada pagelaran busana di New York, Milan, dan pusat mode dunia lainnya.
Rencananya sebanyak 40 perancang busana dari Padang, Surabaya, Medan, Yogyakarta dan Bali dengan total karya sekitar 800 rancangan busana akan ditampilkan selama tiga hari pegelaran busana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Bali memiliki kekuatan. Ada kain tenun dan songket yang tetap menjadi kebanggaan jadi ini yang harus diangkat walaupun ingin tampil berbeda dan internasional, tetap harus angkat elemen lokal," kata Penasehat IFC Denpasar Dwi Iskandar jelang persiapan pagelaran busana di Seminyak, Kabupaten Badung, Bali, Senin.
Selain Jakarta, nama Bali sangat mudah diingat oleh kalangan internasional baik turis mancanegara maupun para pencinta busana dunia. Keunggulan tata busana atau "fashion" dengan memanfaatkan kearifan lokal kain khas Bali akan diusung pada pegelaran busana yang dijadwalkan pada 19-21 Mei di TS Suite Seminyak.
Kain tradisional tersebut nantinya akan mendapatkan sentuhan modern atau modifikasi dengan gaya bernuansa ringan sehingga sesuai dengan selera dan tren pasar internasional namun tetap mengunggulkan ciri khas yang membuat berbeda dengan karya para perancang pada pagelaran busana di New York, Milan, dan pusat mode dunia lainnya.
Rencananya sebanyak 40 perancang busana dari Padang, Surabaya, Medan, Yogyakarta dan Bali dengan total karya sekitar 800 rancangan busana akan ditampilkan selama tiga hari pegelaran busana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017