Denpasar (Antara Bali) - Peranan subsektor perikanan di Bali dalam membentuk nilai tukar petani (NTP) naik sebesar 0,35 persen dari 104,12 persen pada bulan Maret 2017 menjadi 104.48 persen pada bulan April 2017 di wilayah itu.

"Kenaikan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani (lt) menurun sebesar 0,15 persen dan indeks harga yang dibayar petani (lb) menurun lebih besar yakni 0,50 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Minggu.

Ia mengatakan menurunnya peranan indeks harga yang diterima petani dipicu oleh merosotnya harga-harga pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,74 persen, meskipun kelompok perikanan budidaya tercatat meningkat sebesar 1,03 persen.

Secara umum beberapa komoditas mengalami penurunan harga antara lain ikan tongkol, kurisi, cucut dan tenggiri. Sementara itu menurunan indeks harga yang dibayar petani didorong oleh merosotnya indeks konsumsi rumah tangga 0,69 persen serta biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) 0,04 persen.

Adi Nugroho menambahkan Bali mengekspor ikan dan udang sebesar 9,81 juta dolar AS selama bulan Maret 2017, meningkat 2,69 juta dolar AS atau 37,81 persen dibanding dengan bulan Februari 2017 tercatat 7,12 juta dolar AS.

Namun perolehan devisa tersebut dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya merosot 18,43 prsen, karena pada bulan Maret 2016 mampu menghasilkan 12,03 juta dolar AS.

Pengapalan ikan dan udang itu mampu memberikan kontribusi sebesar 18,91 persen dari total nilai ekspor Bali yang mencapai 51,91 juta dolar AS selama bulan Maret 2017, meningkat 14,99 persen dari bulan sebelumnya tercatat 45,15 juta dolar AS.

Ikan dan udang hasil tangkapan perusahaan perikanan yang mangkal di Pelabuhan Benua dan hasil tangkapan nelayan setempat itu paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat yang mencapai 29,12 persen.

Selain itu juga diserap pasaran Jepang 25,73 persen, Tiongkok 8,40 persen, Australia 5,70 persen, Hongkong 6,30 persen, Singapura 1,09 persen, Perancis 0,46 persen, Spanyol 0,07 persen, Singapura 1,09 persen, Jerman 0,69 persen, Kanada 0,15 persen dan 22,30 persen sisanya ke berbagai negara lainnya.

Adi Nugroho menambahkan ikan dan udang merupakan salah satu dari lima komoditas utama ekspor Bali yang memberikan andil terbesar yakni 18,91 persen.

Subsektor perikanan merupakan salah satu dari lima subsektor yang menentukan pembentukan NTP Bali, terdiri atas tiga subsektor mengalami kenaikan dan dua subsektor mengalami penurunan.

Ketiga subsektor yang mengalami kenaikan selain subsektor perikanan juga subsektor hortikultura sebesar 1,25 persen dan tanaman perkebunan 1,15 persen.

Sedangkan dua subsektor yang mengalami kemerosotan terdiri atas subsektor peternakan sebesar 0,72 persen dan tanaman pangan 0,33 persen, ujar Adi Nugroho. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017