Denpasar (Antara Bali) - Duta Gong Kebyar Kota Denpasar mempersiapkan diri dalam penampilan pentas kegiatan Pesta Kesenian Bali (PKB) Ke-39 pada bulan Juni-Juli 2017.

Tim Pembina PKB Provinsi Bali, I Nyoman Astita MA kepada Antara, Senin mengatakan duta gong kebyar anak dan dewasa Kota Denpasar sudah sangat siap tampil dalam ajang PKB. Terbukti pada pementasan yang diselenggarakan pada Sabtu (29/4) malam mampu tampil dengan maksimal.

Ia mengatakan penampilan sekaa (kelompok) duta Kota Denpasar mampu mengikuti materi sesuai dengan arahan maupun petunjuk dari tim pembina.

Nyoman Astita memberikan masukan terkait dengan Tabuh Telu kreasi yang berjudul "Pari Gora" atau padi yang sedang tumbuh berkembang dengan teknik-teknik penabuh sudah baik, namun perlu ditambah dengan kekuatan pukulan para penabuh anak saat tabuh "Ngumbak maupun Nguncab".

"Kemampuan anak-anak sudah baik perlu latihan yang cukup untuk meningkatkan kekuatan, dengan rasa lagu harus juga ditingkatkan lagi," ujarnya.

Sementara Sekaa Gong Dewasa Gita Bandana juga telah menampilkan yang terbaik, namun catatan bagi penata tabuh kreasi agar memperhatikan waktu yang telah ditetapkan dalam penampilan nanti. Penampilan Fragmentari Dewa Ruci sudah sangat baik dari tetabuhan dan ekspresi telah dapat tersaji dengan baik.

"Penampilan kedua sekaa (kelompok) menjadi prestasi Denpasar yang setiap tahun mempersiapkan lebih awal dalam penampilan Gong Kebyar di ajang PKB," ucapnya.

Pada pementasan tersebut diawali dari penampilan Tabuh Gong Kebyar yang berjudul Pari Gora oleh Sekaa Gong Anak Murdaning Katonjaya dengan penata tabuh Ketut Suandita yang mengintepretasikan musim kemarau berkepanjangan mengakibatkan keberadaan air dipersawahan semakin menyusut.

Dari fenomena tersebut dituangkan dalam barungan gong kebyar dengan dasar Tabuh Telu Lelambatan Klasik Den Bukit yang dikreasikan sedemikina rupa dengan mengkombinasikan pola tradisi serta sentuhan pola garapan baru.

Dilanjutkan penampilan gong kebyar dewasa menampilkan Tari Kekebyaran Wiranjaya yang diciptakan seniman I Ketut Merdana sekitar tahun 1940 di Desa Kedis, Kecamatan Busung Biu, Kabupaten Buleleng.

Kesenian ini ditarikan dua orang seniman dengan struktur gerak menyerupai Tari Teruna Jaya. Gong Kebyar anak kembali beraksi dengan menampilkan Tari Jauk Durga Manis yang menggambarkan karakter Danawa Raja Raksasa yang memiliki dua sifat saling bersinergi.

Tabuh Kreasi Gregel Pelog Lima menjadi penampilan lanjutan gong kebyar dewasa dengan penata tabuh Udha Pramesti, yang dilanjutkan dengan penampilan gong kebyar anak dengan Tarian Kelompok Satyaning Oongan.

Penampilan Fragmentari Bima Ruci Gong Kbyar Dewasa yang mengisahkan ketidakberdayaan Rsi Drona akan tekanan Duryadana atas hasutan Sekuni untuk menyingkirkan saudara sepupunya Bima menjadi penutup pelaksanaan pembinaan Gong Kebyar Duta Kota Denpasar.

Pada pementasan tersebut juga disaksikan Wakil Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara, Ketua DPRD Denpasar Gusti Ngurah Gede, serta undangan lainnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017