Bangli (Antara Bali) - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyerahkan jaminan hidup senilai Rp272,7 juta kepada 83 kepala keluarga atau sekitar 303 jiwa korban tanah longsor di Kintamani, Kabupaten Bangli.
"Saya melihat ketegaran yang luar biasa dari warga Kintamani. Semoga semua diberi kekuatan dan ketabahan dari Tuhan yang maha esa untuk melanjutkan kehidupan yang lebih baik. Semoga kejadian seperti ini (tanah longsor) tidak berulang kembali," kata Khofifah ketika menyerahkan jaminan hidup (Jadup) bagi korban bencana tanah longsor dan bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) di Geo Park Kintamani, Kabupaten Bangli, Jumat.
Khofifah juga menyerahkan bantuan paket sembako kepada 83 kepala keluarga itu senilai Rp15,8 juta sehingga total bantuan yang diberikan sebanyak Rp288,5 juta.
Sebelumnya, pada masa bencana Kemensos telah memberikan bantuan bagi pengungsi senilai total Rp163,4 juta terdiri dari paket lauk pauk, alat makan, alat masak, tenda gulung, tenda keluarga, selimut, matras, dan keperluan lainnya.
Menurut Mensos, jadup berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Nomor 04 Tahun 2015 diterima bagi keluarga yang rumahnya rusak berat.
Dia menjelaskan jadup diberikan satu kali dan pencairannya dilakukan setelah masa tanggap darurat selesai.
Dalam kesempatan itu Khofifah juga menyerahkan bantuan sosial sejumlah Rp17,8 miliar yang terdiri dari Program Keluarga Harapan (PKH) senilai Rp4,2 miliar untuk 2.266 keluarga, beras sejahtera (Rastra) Rp13,1 miliar bagi 9.556 keluarga, bantuan sosial bagi orang dengan disabilitas senilai Rp219 juta untuk 73 jiwa dan bansos kepada lansia sebesar Rp202 juta bagi 101 jiwa.
Bantuan sosial tersebut diberikan dalam bentuk nontunai untuk mendekatkan masyarakat kepada akses industri jasa keuangan dan mendorong peningkatan indeks keuangan inklusif.
Mensos yakin skema bantuan sosial nontunai yang dilakukan Pemerintah melalui Kementerian Sosial mampu mempercepat penanggulangan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan antarindividu dan antardaerah.
Sebelumnya bencana tanag longsor terjadi di Kintamani, Bangli pada Kamis (9/2) menewaskan 12 orang di tiga desa yakni di Desa Songan, Desa Awan dan Sukawana.(*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Saya melihat ketegaran yang luar biasa dari warga Kintamani. Semoga semua diberi kekuatan dan ketabahan dari Tuhan yang maha esa untuk melanjutkan kehidupan yang lebih baik. Semoga kejadian seperti ini (tanah longsor) tidak berulang kembali," kata Khofifah ketika menyerahkan jaminan hidup (Jadup) bagi korban bencana tanah longsor dan bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) di Geo Park Kintamani, Kabupaten Bangli, Jumat.
Khofifah juga menyerahkan bantuan paket sembako kepada 83 kepala keluarga itu senilai Rp15,8 juta sehingga total bantuan yang diberikan sebanyak Rp288,5 juta.
Sebelumnya, pada masa bencana Kemensos telah memberikan bantuan bagi pengungsi senilai total Rp163,4 juta terdiri dari paket lauk pauk, alat makan, alat masak, tenda gulung, tenda keluarga, selimut, matras, dan keperluan lainnya.
Menurut Mensos, jadup berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Nomor 04 Tahun 2015 diterima bagi keluarga yang rumahnya rusak berat.
Dia menjelaskan jadup diberikan satu kali dan pencairannya dilakukan setelah masa tanggap darurat selesai.
Dalam kesempatan itu Khofifah juga menyerahkan bantuan sosial sejumlah Rp17,8 miliar yang terdiri dari Program Keluarga Harapan (PKH) senilai Rp4,2 miliar untuk 2.266 keluarga, beras sejahtera (Rastra) Rp13,1 miliar bagi 9.556 keluarga, bantuan sosial bagi orang dengan disabilitas senilai Rp219 juta untuk 73 jiwa dan bansos kepada lansia sebesar Rp202 juta bagi 101 jiwa.
Bantuan sosial tersebut diberikan dalam bentuk nontunai untuk mendekatkan masyarakat kepada akses industri jasa keuangan dan mendorong peningkatan indeks keuangan inklusif.
Mensos yakin skema bantuan sosial nontunai yang dilakukan Pemerintah melalui Kementerian Sosial mampu mempercepat penanggulangan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan antarindividu dan antardaerah.
Sebelumnya bencana tanag longsor terjadi di Kintamani, Bangli pada Kamis (9/2) menewaskan 12 orang di tiga desa yakni di Desa Songan, Desa Awan dan Sukawana.(*/DWA)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017