Negara (Antara Bali) - Warga di Desa Penyaringan, Kabupaten Jembrana protes karena air di sumurnya kering, yang diduga akibat perusahaan tambak udang membuat sumur bor terlalu banyak.
Kepala Desa atau Perbekel Penyaringan Made Destra yang dikonfirmasi Rabu, membenarkan belasan keluarga di Dusun Yeh Buah mengeluhkan sumurnya kering, dan pihaknya sudah melakukan mediasi dengan perusahaan.
"Dari pendataan, ada 16 keluarga yang terkena dampak penggalian sumur bor oleh perusahaan tambak udang itu. Dalam mediasi sudah ada kesepakatan dengan perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut," katanya.
Kesepakatan itu, menurutnya, perusahaan akan menggali sumur warga sampai keluar airnya, dengan mengambil contoh satu atau dua sumur terlebih dahulu.
Jika cara ini gagal, ia mengatakan, CV Oke selaku pemilik tambak sanggup untuk membiayai pemasangan air dari PDAM kepada seluruh warga yang terdampak.
"Kami di desa berusaha mencarikan jalan tengah agar sama-sama tidak dirugikan. Warga tetap mendapatkan suplai air, perusahaan itu juga tetap berjalan karena cukup banyak masyarakat kami yang bekerja disana," katanya.
Menurutnya, beberapa waktu lalu CV Oke menambah lima sumur bor, namun yang dioperasikan hanya dua.
Penanggungjawab CV Oke Nyoman Koli Yumanto saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah menyerahkan permasalahan ini kepada kepala desa, sehingga tidak bisa memberikan penjelasan apa-apa.
Warga penyanding tambak mengatakan, sudah sekitar satu minggu ini sumur mereka kering, yang diduga disebabkan sumur bor dari tambak.
Menurut warga, hampir satu tahun belakangan, saat musim kemarau sumur mereka kering, dan masalah ini sudah disampaikan kepada aparat terkait untuk ditindaklanjuti.
"Ada beberapa sumur warga yang berisi air hanya saat ada air di sawah, itupun sangat sedikit, namun lebih banyak lagi yang benar-benar kering," kata salah seorang warga yang minta namanya tidak disebutkan.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Kepala Desa atau Perbekel Penyaringan Made Destra yang dikonfirmasi Rabu, membenarkan belasan keluarga di Dusun Yeh Buah mengeluhkan sumurnya kering, dan pihaknya sudah melakukan mediasi dengan perusahaan.
"Dari pendataan, ada 16 keluarga yang terkena dampak penggalian sumur bor oleh perusahaan tambak udang itu. Dalam mediasi sudah ada kesepakatan dengan perusahaan untuk mengatasi masalah tersebut," katanya.
Kesepakatan itu, menurutnya, perusahaan akan menggali sumur warga sampai keluar airnya, dengan mengambil contoh satu atau dua sumur terlebih dahulu.
Jika cara ini gagal, ia mengatakan, CV Oke selaku pemilik tambak sanggup untuk membiayai pemasangan air dari PDAM kepada seluruh warga yang terdampak.
"Kami di desa berusaha mencarikan jalan tengah agar sama-sama tidak dirugikan. Warga tetap mendapatkan suplai air, perusahaan itu juga tetap berjalan karena cukup banyak masyarakat kami yang bekerja disana," katanya.
Menurutnya, beberapa waktu lalu CV Oke menambah lima sumur bor, namun yang dioperasikan hanya dua.
Penanggungjawab CV Oke Nyoman Koli Yumanto saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya sudah menyerahkan permasalahan ini kepada kepala desa, sehingga tidak bisa memberikan penjelasan apa-apa.
Warga penyanding tambak mengatakan, sudah sekitar satu minggu ini sumur mereka kering, yang diduga disebabkan sumur bor dari tambak.
Menurut warga, hampir satu tahun belakangan, saat musim kemarau sumur mereka kering, dan masalah ini sudah disampaikan kepada aparat terkait untuk ditindaklanjuti.
"Ada beberapa sumur warga yang berisi air hanya saat ada air di sawah, itupun sangat sedikit, namun lebih banyak lagi yang benar-benar kering," kata salah seorang warga yang minta namanya tidak disebutkan.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017