Denpasar (Antara Bali) - Sendratari kolosal "Nusantara Bangkit" yang digelar Yayasan Bumi Bali Bagus (YBBB), Yayasan Giri Purwa Acharya (YGPA), dan maestro musik Bona Alit di Taman Budaya Art Center, Denpasar, Bali, Senin malam, mengingatkan kembali kemajemukan NKRI.

"Kegiatan itu mengingatkan kembali bahwa NKRI itu terbentuk dari keragaman budaya, suku, ras, adat dan agama yang terbentang dari Sabang sampai Merauke," kata Pembina YBBB, Ir. I Gusti Ngurah Bagus Muditha di sela pagelaran seni budaya kolosal itu.

Menurut Gusti Ngurah Bagus Mudhira yang juga dikenal Turah Pemayun itu, kegiatan tersebut merupakan implementasi bela negara dan kearifan lokal warisan leluhur orang Bali yakni "Tri Hita Karana" yang bernilai universal dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, manusia dengan sesama dan hubungan manusia dengan lingkungan.

"Untuk itu, pagelaran seni budaya itu juga bertujuan melakukan penggalian dana untuk pembangunan wantilan Pura Tirta Wening di Dusun Gempoldampit, RT 051 RW 006, Desa Kedungwungsu, Kecamatan Tegaldlimo, Kab. Banyuwangi, Jawa Timur, sebagai sarana dan prasarana umat pada daerah tersebut dapat melaksanakan pemujaan kepada Tuhan," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya juga mendorong pembangunan pura tersebut tetap mempertahankan budaya setempat (kearifan lokal) sebagai identitas daerah setempat, sekaligus agar masyarakat setempat juga mau melakukan pemeliharaan dengan baik, setelah dibangun.

"Untuk menjaga hubungan antar-sesama secara harmonis itu, sang maestro musik Bona Alit dan sekitar 350 pelaku seni dalam pagelaran itu menampilkan hiburan kepada masyarakat umum, sekaligus meninggalkan pesan bahwa Indonesia memiliki kekayaan bidang kesenian yang spektakuler yang patut dibanggakan, serta kekayaan berbentuk kemajemukan," katanya.

Upaya tersebut akan melestarikan budaya warisan leluhur dengan membuat sejarah baru yang menampilkan kreasi seni yang kreatif dan inovatif, sehingga diterima oleh masyarakat, khususnya generasi muda.

"Kegiatan tersebut juga mampu memberikan inspirasi kepada semua pihak dalam mewujudkan Indonesia yang penuh damai dan toleransi. Kami telah berupaya merangkul semua komponen yang tidak membedakan latar belakang apapun untuk terlibat dalam menyiapkan acara ini," ujarnya.

Dengan demikian, Turah Pemayun mengharapkan kegiatan itu akan memberikan contoh, inspirasi dan momentum untuk Kebangkitan Nusantara dalam mewujudkan masyarakat adil, makmur, sejahtera dan sentosa. "Perdamaian yang tidak sebatas slogan atau wacana semata, namun mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

Dalam acara itu, Sanggar Bona Alit mementaskan sendratari kolosal "Gajahmada Pemersatu Nusantara", Gandrung Banyuwangi, Gita Sadana Banyuwangi, Kecapi Suling Sunda, Agung Wirasutha, Ade Karang And The Stars, Joni Agung "Regee", Rai Peni, dr. Nyoman Rudi Susanta, Sp.Og, Ocha, Gus Franky Dayak Perform, Sanggar Pancet Langiit dan Gek Ayu Rusmini Lokikawati.

Sementara itu, Ketua Panitia, AA Gede Wedana Priti menambahkan, kegiatan tersebut dibuka dengan pemukulan gong dan penerbangan sepasang burung Merpati sebagai pesan untuk masyarakat dalam mewujudkan tujuan acara itu.

"Pemilihan burung Merpati karena pada masa lalu dikenal sebagai pengantar surat atau pesan. Merpati merupakan salah satu jenis burung yang cukup pintar, memiliki daya ingat yang kuat, kemampuan navigasi, dan memiliki naluri alamiah yang dapat kembali ke sarang meskipun sudah pergi dengan jarak yang jauh," ujarnya.

Kegiatan yang didukung oleh pemerintah, tokoh masyarakat dan pengusaha seperti Herbali, Coco Mart, Hotel Natya, Lemonic, maupun Sekha Demen Batu Permata Taksu Dewata Bali, serta media massa itu dihadiri ribuan orang dari berbagai daerah. (WDY)

Video oleh : Pande Yudha

Pewarta: Pewarta: I Wayan Artaya

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017