London (Antara Bali) - Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia Susi
Pudjiastuti didampingi Dubes RI untuk Uni Eropa, Yuri Thamrin bertemu
dengan Komisioner Uni Eropa urusan Kelautan dan Lingkungan Hidup,
Karmenu Vella di markas Komisi Eropa di Brussel.
Dalam pertemuan itu Menteri Susi juga didampingi Dirjen Penguatan Daya Saing Kementerian Kelautan dan Perikanan, Nilanto Perbowo, demikian
Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Brusel Ignatius Puguh Priambodo kepada Antara London, Selasa.
Komisioner Karmenu Vella menyampaikan apresiasi atas upaya Indonesia dalam menanggulangi penangkapan ikan secara ilegal atau illegal, unreported, and unregulated fishing (IUU Fishing). Indonesia, menurutnya, merupakan mitra penting bagi Uni Eropa di dalam upaya menjamin pengelolaan perikanan berkelanjutan di tingkat internasional.
Menteri Susi menyampaikan semua upaya Indonesia di dalam pemberantasan IUU Fishing dan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan perlu mendapat pengakuan dan apresiasi Uni Eropa, termasuk penerapan tariff impor nol persen bagi produk perikanan Indonesia yang hendak masuk pasar Uni Eropa. Ia berharap kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa dalam kedua hal tersebut dapat terus ditingkatkan. Menteri Susi dan Komisioner Vella menegaskan komitmen untuk meningkatkan kerja sama, termasuk di dalam menyukseskan Oceans Conference di Malta tahun 2017 dan di Bali pada tahun 2018.
Berdasarkan data Eurostat, 54 milyar Euro dibelanjakan konsumen Uni Eropa untuk produk perikanan di tahun 2015. Konsumsi per penduduk untuk ikan sebesar 25,5 kg di wilayah Uni Eropa.
Sedangkan impor produk ikan mencapai 20% dari keseluruhan 120 milyar Euro produk makanan yang diimpor, menjadikan Uni Eropa sebagai importir netto produk perikanan. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke Uni Eropa sebesar 404 juta dolar AS.
Selain melakukan pertemuan dengan Komisioner Vella, Menteri Susi dijadwalkan memberikan presentasi pada pembukaan 6th European Tuna Conference, melakukan temu masyarakat Indonesia dan membuka paviliun Indonesia pada Seafood Expo Global Brussels.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Dalam pertemuan itu Menteri Susi juga didampingi Dirjen Penguatan Daya Saing Kementerian Kelautan dan Perikanan, Nilanto Perbowo, demikian
Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Brusel Ignatius Puguh Priambodo kepada Antara London, Selasa.
Komisioner Karmenu Vella menyampaikan apresiasi atas upaya Indonesia dalam menanggulangi penangkapan ikan secara ilegal atau illegal, unreported, and unregulated fishing (IUU Fishing). Indonesia, menurutnya, merupakan mitra penting bagi Uni Eropa di dalam upaya menjamin pengelolaan perikanan berkelanjutan di tingkat internasional.
Menteri Susi menyampaikan semua upaya Indonesia di dalam pemberantasan IUU Fishing dan pengelolaan perikanan yang berkelanjutan perlu mendapat pengakuan dan apresiasi Uni Eropa, termasuk penerapan tariff impor nol persen bagi produk perikanan Indonesia yang hendak masuk pasar Uni Eropa. Ia berharap kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa dalam kedua hal tersebut dapat terus ditingkatkan. Menteri Susi dan Komisioner Vella menegaskan komitmen untuk meningkatkan kerja sama, termasuk di dalam menyukseskan Oceans Conference di Malta tahun 2017 dan di Bali pada tahun 2018.
Berdasarkan data Eurostat, 54 milyar Euro dibelanjakan konsumen Uni Eropa untuk produk perikanan di tahun 2015. Konsumsi per penduduk untuk ikan sebesar 25,5 kg di wilayah Uni Eropa.
Sedangkan impor produk ikan mencapai 20% dari keseluruhan 120 milyar Euro produk makanan yang diimpor, menjadikan Uni Eropa sebagai importir netto produk perikanan. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan, nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke Uni Eropa sebesar 404 juta dolar AS.
Selain melakukan pertemuan dengan Komisioner Vella, Menteri Susi dijadwalkan memberikan presentasi pada pembukaan 6th European Tuna Conference, melakukan temu masyarakat Indonesia dan membuka paviliun Indonesia pada Seafood Expo Global Brussels.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017