Denpasar (Antara Bali) - Pemerintah Provinsi Bali mengharapkan agar wacana larangan parkir pesawat penumpang jenis ATR di Bandara Ngurah Rai segera terealisasi untuk menampung pesawat berbadan lebar yang memiliki kapasitas angkut lebih banyak.

"Kami belum tahu kapan terealisasi tetapi kami minta segera, agar pesawat luar berbadan besar frekuensinya lebih banyak," kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Gede Yuniartha di Denpasar, Minggu.

Menurut Yuniartha, apabila pesawat "Avions de Transport Regional" (ATR) atau pesawat penumpang sipil yang melayani rute jarak pendek itu tidak parkir di Bandara Ngurah Rai maka akan ada slot atau jadwal penerbangan yang dapat dilakukan lebih banyak.

"Setelah ATR hilang (tidak parkir) ada slot dari jam delapan sampai jam 12 malam itu yang bisa dipakai," ucap Yuniartha.

Yuniartha mengungkapkan selama ini banyak maskapai dari berbagai negara menginginkan penerbangan langsung ke Pulau Dewata.

Namun hal itu terkendala slot penerbangan dan infrastruktur berupa lahan parkir untuk pesawat bermalam yang tidak mencukupi.

"Inggris berharap agar ada penerbangan langsung London-Bali cuma saja `slot time` tidak ada," imbuhnya mengutip keinginan Dubes Inggris untuk Indonesia.

Selama tahun 2016, Bandara Ngurah Rai telah melayani hampir 20 juta penumpang domestik dan internasional atau naik 17 persen jika dibandingkan tahun 2015.

Bandara kebanggaan masyarakat Bali itu mampu menampung hingga 25 juta penumpang per tahun, menjadikan Bandara Ngurah Rai salah satu bandara tersibuk di Tanah Air yang beroperasi 24 jam. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017