Kudus, Jawa Tengah (Antara Bali) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, mengagumi produktivitas padi di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang berlimpah ruah dengan sistem pertaniannya yang modern.

"Saya sangat antusias dengan apa yang telah dihasilkan Kabupaten Kudus dalam memajukan sektor pertaniannya," kata Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta di Kabupaten Kudus, Selasa.

Pihaknya juga berobsesi ingin memajukan pertanian di kabupaten yang dipimpinnya seperti yang dilakukan Pemkab Kudus. Upaya ini dilakukan, agar petani di Badung bisa bangga menjadi petani dan akhirnya menjadi motor penggerak dalam menjaga ketahanan pangan.

"Karena itulah, Badung memberikan perhatian penuh kepada petani dan pertanian dari hulu, tengah, hingga hilir dan kunjungan ini menjadi pembanding kami," ujarnya.

Untuk bagian hulu, Pemkab Badung membantu penyiapan bibit unggul serta pupuk. Untuk bagian tengah, petani memperoleh bantuan teknologi untuk meningkatkan produksi pertanian, serta bagian hilir dengan menyiapkan pasar melalui aneka aplikasi dan lembaga UP2D.

"Jika harga di bawah harga pasar, pemerintah melalui UP2D akan membeli semua produk petani. Sebaliknya jika harga di atas harga pasar, maka semua itu menjadi haknya petani," ujarnya.

Untuk membuat petani bangga jadi petani, kata Giri Prasta, Pemkab Badung saat ini merancang pertanian kontemporer. "Areal pertanian dan atraksi membajak serta hamparan hijau persawahan akan dijadikan ekowisata," katanya.

Potensi ini bisa juga dijadikan pariwisata, sehingga petani dapat memperoleh pendapatan tambahan dari kontribusi sektor pariwisata.

Didampingi Kepala Bappeda, Asisten II B Rakhmat, serta Asisten III Mas`ud, serta Kepala Dinas Pertanian Catur Sulistianto saat menerima rombongan PIP Badung, Sekda Kudus Drs H. Noor Yasin mengakui produksi pertanian Kudus mampu memenuhi kebutuhan pangan warga Kudus.

"Kudus berhasil memperoleh penghargaan dari pemerintah pusat karena mampu meningkatkan produksi beras lebih dari lima persen," kata Noor Yasin.

Khusus untuk beras, lanjut dia, produksinya bahkan tidak mampu ditampung Bulog di daerah itu, sehingga harga beras sempat jatuh di bawah harga patokan pemerintah (HPP).

"Untuk itu, Kudus berencana membentuk sebuah lembaga yang mampu menampung produksi petani," katanya.

Sementara itu, Kadis Pertanian Kudus Catur Sulistianto menyatakan, Pemerintah Kudus memberikan subsidi bibit unggul yang berguna meningkatkan produksi pertanian.

"Kami juga akan akan merancang asuransi pertanian yang betul-betul gratis bagi petani. Petani tak perlu membayar premi, sehingga saat petani mengalami gagal panen akan memperoleh klaim secara penuh. Ini sinergi pemerintah pusat dengan pemkab lewat APBD-nya," katanya.

Pihaknya juga melakukan upaya apabila lahan pertanian di daerah itu terjadi alih fungsi lahan, maka wajib hukumnya ada lahan pengganti dan regulasinya telah diatur dalam Perda.

"Pemilik tanah tetap tidak bisa mengalihfungsikan lahan, karena telah diatur dalam RTRW," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017