Gianyar (Antara Bali) - Sebanyak 21 anak-anak penyandang disabilitas atau tuna grahita mengikuti Lomba Bercerita Berbahasa Bali untuk memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-246 Kabupaten Gianyar, Bali, Rabu.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gianyar, Drs. I Made Watha, mengatakan kegiatan tersebut bertujuan melestarikan seni budaya, sekaligus memantapkan peran bagi penyandang disabilitas untuk berperanserta dalam mengisi kegiatan HUT Kabupaten Gianyar.
Ia mengatakan, ke-21 peserta yang ikut ambil bagian dalam kegiatan itu merupakan utusan penyandang disabilitas dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
Kegiatan lomba tersebut dapat menjadi ajang bagi para penyandang disabilitas untuk bersilaturahmi dengan teman-teman mereka dari kabupaten lain.
Dalam lomba bercerita itu, para peserta membawakan sebuah cerita atau dongeng yang hidup dan berkembang di Bali atau di daerahnya masing-masing dengan waktu sekitar 15-30 menit.
Tim juri melakukan penilaian dari segi keutuhan dongeng, vokal (kekuatan, ketepatan ucapan, variasi, bunyi dan nada), kemampuan bercerita (penampilan, penguasaan ruang, narasi, karakter), dan penghayatan (ekspresi, mimik dan gerak) serta bahasa.
Menurut salah seorang juri penilai I Gusti Made Agus Susana, SAg, kriteria penilaian itu tidak berlaku kaku, karena ini harus disesuaikan dengan kondisi peserta yakni penyandang disabilitas.
Oleh sebab itu, tim juri harus menyesuaikan dengan kondisi masing-masing peserta. Tim juri beranggotakan tiga orang, dua orang lainnya yakni Dra. I.A Made Adnyani, M.Si dan I Made Sudastra, SH.
Dalam kesempatan itu, Bupati Gianyar Anak Agung Gede Bharata mengharapkan para penyandang disabilitas tidak berkecil hati dengan kondisi fisik mereka.
Bagi yang memiliki talenta di bidang seni, seperti menabuh, menari dan keterampilan lainnya agar tetap berkreasi.
Pemerintah Kabupaten Gianyar melalui dinas/instansi terkait berupaya untuk menjembatani dan memfasilitasi.
"Untuk itu silakan berkreasi, jangan ragu untuk berkreativitas, Pemkab. Gianyar akan mendukung dalam berbagai bentuk," ujar Agung Bharata. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gianyar, Drs. I Made Watha, mengatakan kegiatan tersebut bertujuan melestarikan seni budaya, sekaligus memantapkan peran bagi penyandang disabilitas untuk berperanserta dalam mengisi kegiatan HUT Kabupaten Gianyar.
Ia mengatakan, ke-21 peserta yang ikut ambil bagian dalam kegiatan itu merupakan utusan penyandang disabilitas dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali.
Kegiatan lomba tersebut dapat menjadi ajang bagi para penyandang disabilitas untuk bersilaturahmi dengan teman-teman mereka dari kabupaten lain.
Dalam lomba bercerita itu, para peserta membawakan sebuah cerita atau dongeng yang hidup dan berkembang di Bali atau di daerahnya masing-masing dengan waktu sekitar 15-30 menit.
Tim juri melakukan penilaian dari segi keutuhan dongeng, vokal (kekuatan, ketepatan ucapan, variasi, bunyi dan nada), kemampuan bercerita (penampilan, penguasaan ruang, narasi, karakter), dan penghayatan (ekspresi, mimik dan gerak) serta bahasa.
Menurut salah seorang juri penilai I Gusti Made Agus Susana, SAg, kriteria penilaian itu tidak berlaku kaku, karena ini harus disesuaikan dengan kondisi peserta yakni penyandang disabilitas.
Oleh sebab itu, tim juri harus menyesuaikan dengan kondisi masing-masing peserta. Tim juri beranggotakan tiga orang, dua orang lainnya yakni Dra. I.A Made Adnyani, M.Si dan I Made Sudastra, SH.
Dalam kesempatan itu, Bupati Gianyar Anak Agung Gede Bharata mengharapkan para penyandang disabilitas tidak berkecil hati dengan kondisi fisik mereka.
Bagi yang memiliki talenta di bidang seni, seperti menabuh, menari dan keterampilan lainnya agar tetap berkreasi.
Pemerintah Kabupaten Gianyar melalui dinas/instansi terkait berupaya untuk menjembatani dan memfasilitasi.
"Untuk itu silakan berkreasi, jangan ragu untuk berkreativitas, Pemkab. Gianyar akan mendukung dalam berbagai bentuk," ujar Agung Bharata. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017