Denpasar (Antara Bali) - "Event Organizer" (EO) Wisurya kembali meraih penghargaan untuk kategori penyelenggara terbaik dalam arena kegiatan "Puteri Indonesia" pada tahun 2017.

"Itu merupakan penghargaan kedua kalinya sejak adanya program tersebut, yakni predikat EO terbaik pada tahun 2012," kata Pengelola EO Wisurya, Putu Suryasewana Gede Wiwin Gunawasika, di sela-sela pemilihan Puteri Indonesia 2017 di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan EO Wisurya itu merupakan "branding" baru untuk Wisurya yang sebelumnya bernama "Wien Production", bahkan predikat EO terbaik yang diraihnya dalam dua kali itu juga menjadi "branding" tersendiri.

Untuk itu, pihaknya mengharapkan penghargaan tersebut merangsang para EO "Puteri Indonesia" di setiap provinsi untuk berkompetisi menyuguhkan penyelenggaraan terbaik mereka di daerah masing-masing.

"Sebenarnya, dibandingkan dengan EO daerah lain, kami termasuk yang paling awal dan konsisten menyelenggarakan pemilihan Puteri Indonesia di daerah, kami sudah melakukannya secara konsisten sejak tahun 2002," ujar Suryasewana Gede Wiwin.

Menurut dia, hal tersebut menjadi sebuah kebanggaan bagi Provinsi Bali, karena EO dari daerah lain sering berganti-ganti daerah.

Namun, pihaknya menyayangkan belum ada pengumuman predikat buat EO terbaik selama kurun waktu sembilan tahun (periode 2002-2011).

Penilaian EO terbaik itu memperhatikan beberapa hal yakni tahap awal persiapan acara, proses karantina, materi pembekalan buat para peserta.

Selain itu, adanya hubungan EO dengan Pemerintah Daerah (Pemda), promosi acaranya, eksekusi acaranya, materi acaranya, penyajian acaranya, komunikasi EO dengan penyelenggara pusat yakni Yayasan Puteri Indonesia (YPI).

"Beberapa proses penilaian merupakan wewenang tim YPI yang datang ke daerah maupun perwakilan dari Mustika Ratu di setiap daerah yang melakukan penilaian," ujarnya.

Secara internal, penghargaan tersebut mampu menjadi cermin dan "reward" agar selalu bisa mempersiapkan segala sesuatunya dengan lebih baik lagi.

Untuk kepentingan eksternal, penghargaan itu menunjukkan bahwa kesiapan pihaknya selaku EO dalam menyambut setiap perhelatan apapun, baik yang bersifat nasional maupun International.

"Kami berharap Pemda dan Pemkab/kota maupun `corporate` juga bisa memanfaatkan jasa kami untuk mengemas sebuah perhelatan yang disajikan dengan taste yang berkesan kekinian tanpa mengindahkan karakter dasar mereka," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya selaku EO yang telah bergelut dalam bidang "event" dan "showbiz" sejak tahun 1987 itu mempunyai kewajiban untuk menunjukkan bahwa putera daerah juga mampu melakukan berbagai perhelatan acara tanpa harus selalu menjadi penonton saja.

"Persoalan yang paling krusial adalah minimnya calon peserta dari tahun ke tahun, karena ketakutan yang berlebihan dari para calon peserta untuk ikut serta dalam ajang yang dirasa tidak mudah itu," katanya.

Ia menambahkan peserta lebih berani ikut kontes model yang hanya mengandalkan fisik semata, namun jika sudah dihadapkan kepada hal-hal yg bersifat ilmu pengetahuan, kemampuan berbicara dan mengemukakan pendapat, bahasa asing dan sebagainya, maka mereka langsung mundur teratur.

"Hal itu yang membedakan pemilihan Puteri Indonesia dengan pemilihan yang lain. Untuk itu, perlu dukungan semua pihak, mulai dari orangtua yg mendorong peserta untuk mempersiapkan diri sedini mungkin, hingga dukungan pemerintah dalam memberikan pengarahan dan sosialisasi kepada masyarakat untuk menyiapkan putera puteri terbaiknya dalam pemilihan dan kompetisi," katanya.

Ia mencontohkan masyarakat Venezuela yang benar-benar sudah paham bahwa acara tersebut sebagai ajang untuk peningkatan taraf hidup, sehingga anak-anak mereka sudah mempersiapkan diri sejak dini, lalu penyelenggara merangkul semua pihak, baik pemerintah maupun swasta, yang selalu ingin menyukseskan tanpa diminta. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Wayan Artaya

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017