Tabanan (Antara Bali) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tabanan, Bali, menjamin ketersediaan kebutuhan bahan pangan dengan harga yang terjangkau menjelang Hari Raya Galungan, hari kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (keburukan), yang jatuh pada 5 April 2017.

"Beberapa kebutuhan bahan pokok dan keperluan ritual akan meningkat harganya dibanding dengan hari-hari biasa akibat permintaan cukup banyak dalam waktu yang bersamaan," kata Kepala Seksi Pengadaan dan Penyaluran Ekspor-Impor Disperindag Kabupaten Tabanan, Agung Pramono, di Tabanan, Kamis.

Meskipun harga meningkat, namun tidak sampai terjadi kelangkaan bahan pangan maupun keperluan ritual keagamaan umat Hindu. Hal itu didasarkan pemantauan persediaan berbagai jenis bahan pangan dan harga-harga di sejumlah pasar tradisional di daerah "gudang" beras itu.

Demikian pula dari sisi harga yang berlaku di pasaran menunjukkan hingga saat ini belum ada lonjakan yang berarti atau masih dalam kisaran stabil.

"Rata-rata harga bahan pangan relatif stabil, malah beberapa mengalami penurunan dari kondisi awal minggu atau sebelum Hari Suci Nyepi yang jatuh pada tanggal 28 Maret lalu," ujar Agung Pramono.

Ia menjelaskan, salah satu bahan pangan yang mengalami penurunan adalah cabai. Sebelumnya salah satu komoditas yang menghasilkan cita rasa pedas itu diperdagangkan Rp100.000 per kilogram, namun belakangan ini turun menjadi Rp80.000-Rp90.000 per kilogram.

Terkait daging babi yang biasanya mengalami lonjakan harga pada momentum Hari Suci Galungan, kali ini diperkirakan stabil dalam kisaran Rp50 ribu-Rp60 ribu per kilogram.

"Masih stabilnya rata-rata harga bahan pangan dan daging babi itu dipicu oleh adanya panen maupun ketersediaan komoditas yang mencukupi di pasaran," Agung Pramono.

Pemerintah Kabupaten Tabanan juga telah melakukan antisipasi melalui kegiatan pasar murah, dengan harapan mampu memberikan dampak terhadap harga di pasaran menjelang Hari Raya Galungan.

Sementara itu, salah seorang pedagang bahan pangan di Pasar Tabanan, Ngurah Putra mengungkapkan, menjelang Galungan harga bahan pangan hampir tidak banyak mengalami gejolak dibandingkan hari-hari biasa.

Hal itu berbeda dengan harga komoditas cabai yang kembali mengalami lonjakan tipis setelah sempat mengalami penurunan menjelang momentum Hari Suci Nyepi lalu.

"Hanya cabai lokal saja yang naik hingga menyentuh Rp145.000 per kg. Ini kemungkinan karena jumlah barang masih terbatas pasca-Hari Suci Nyepi lalu, sedangkan permintaan meningkat," ujar Ngurah Putra.

Untuk itu, pihaknya hanya berani menyimpan 2-3 kilogram cabai setiap hari sebagai upaya mengantisipasi kerugian akibat busuk jika tidak lagu dijual. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017