Gianyar (Antara Bali) - sebanyak sembilan kontingen dari jenjang pendidikan sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) ikut ambil bagian dalam Pekan Olahraga dan Seni Pelajar (Porsenijar) Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali, Rabu.

"Kegiatan tersebut mempertandingkan sepuluh cabang olahraga dan akan berlangsung pada 15-18 Maret 2017," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Kecamatan Blahbatuh, Dewa Made Nida Ardana di Gianyar, Bali, Rabu.

Cabang olahraga yang dipertandingkan meliputi atletik, bulu tangkis, catur, tenis meja serta sepak bola. Sedangkan untuk kriket, senam, pencak silat, renang, karate dan bola basket dikirim langsung ke tingkat kabupaten.

Sedangkan bidang seni yang dilombakan meliputi tari baris yunggal, tari pendet, melukis, menyalin huruf latin, mesatua Bali, menyanyikan lagu-lagu ritual Hindu (macepat) dan "macecimpedan".

Camat Blahbatuh, I Ketut Narayana mengatakan, Porsenijar merupakan kegiatan yang digelar secara berkesinambungan untuk menjaring bibit-bibit berbakat dan berprestasi dari para pelajar.

Hasil seleksi itu nantinya akan dikirim mewakili Kecamatan Blahbatuh ke tingkat kabupaten bersaing dengan kontingen kecamatan lain. Melalui ajang tersebut juga akan mampu membangkitkan rasa percaya diri para siswa sekaligus menumbuhkan sifat sportifitas peserta, ujar Narayana.

Pembukaan acara tersebut dimeriahkan dengan tari Pendet massal yang melibatkan ratusan pelajar perempuan yang mengenakan busana tari khas Bali.

Tari Pendet merupakan salah satu tari klasik di Bali yang biasa dipentaskan untuk menyambut tamu penting sebagai ungkapan selamat datang.

Kini, keberadaan tari itu (Tari Pendet) telah mendunia. Tari Pendet itu terinspirasi dari spontanitas bekerja ikhlas (ngayah) menyukseskan prosesi ritual.

Awalnya, Tari Pendet digagas oleh Ni Wayan Wayan Rindi (almarhum) dari Banjar Lebah Sumerta, Kota Denpasar, namun belum jelas apa motivasi seniman yang pada masa remajanya dikenal sebagai penari gandrung tersohor itu ketika menciptakan tari yang konon dibawakan pertama kali oleh penari kawakan Ni Ketut Reneng.

Tari Pendet yang semula disebut Pendet Pujiastuti itu berkembang cepat di tengah masyarakat Pulau Dewata. Ketika ditampilkan dalam Asian Games 1962, setelah sebelumnya sempat ditata kembali oleh seniman karawitan dan seniman tari I Wayan Beratha (almarhum).

Tari Pendet ditampilkan dengan busana adat wanita tradisional Bali, memakai kain dan penutup badan serta beberapa kembang menghias rambut berurai panjang. Bokor yang penuh dengan bunga warna-warni menjadi properti satu-satunya tari yang berdurai sekitar 5-6 menit. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017