Denpasar (Antara Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mendorong terciptanya inovasi memajukan ekonomi kreatif mengingat pangsa di Bali mencapai 11,96 persen terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) di Pulau Dewata tahun 2016.

"Perlu ada inovasi untuk ekonomi kreatif ini kesempatan mendorong pariwisata Bali lebih eksis baik nasional maupun global," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana pada pembukaan seminar "orange economy" di Denpasar, Jumat.

Menurut Causa, persentase terhadap PDRB itu terdiri atas lapangan usaha industri pengolahan selain industri makanan dan minuman dan lapangan usaha akomodasi makan minum khususnya sub-kategori penyediaan makan minum.

Pangsa ekonomi kreatif itu sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 yang mencapai 11,95 persen.

Sementara itu dari sisi ekspor, peran ekonomi kreatif di Bali juga terlihat dari besarnya pangsa produk kreatif berupa ekspor komoditas olahan kayu, olahan batu, furniture, pakaian jadi dan perhiasan mencapai 22,35 persen terhadap volume ekspor tahun 2016 dan sebesar 49,32 persen terhadap nilai ekspor di Pulau Dewata 2016.

"Bali menjadi salah satu daerah yang telah mampu mengemas ekonomi kreatif melalui wisata budaya. Oleh karena itu, ekonomi kreatif atau `orange ekonomy` telah memberikan konstribusi yang signifikan terhadap perekonomian Pulau Dewata," ucapnya.

Sebagian besar ekonomi kreatif saat ini dikembangkan oleh "start up business" atau pengusaha perintis dan UMKM.

Causa mengatakan kalangan perbankan juga menaruh perhatian terhadap pengembangan ekonomi kreatif yang terlihat dari besarnya porsi pembiayaan terhadap UMKM yang mencapai 42,78 persen pada tahun 2016 dengan total pembiayaan sebesar Rp29,48 triliun dari total kredit yang tercatat Rp68,91 triliun.

Sementara itu, pangsa penyaluran kredit UMKM di Denpasar tercatat mencapai 37,94 persen terhadap total kredit yang disalurkan.

Perusahaan pembiayaan kini tidak lagi dikuasi oleh perbankan melainkan banyak perusahaan yang lahir dari inovasi seperti "financial technology" atau fintech yang mereplikasi model bisnis lembaga keuangan formal, khususnya bank.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Surabaya Tri Rhismaharini juga turut hadir bersama dengan Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra.

Tri Rhismaharini mengungkapkan ekonomi kreatif di Bali banyak melahirkan inovasi seperti industri kerajinan banyak menghasilkan kreasi baru.

Hal tersebut sejalan dengan pasar yang terbuka lebar tetapi perlu ada upaya pemanfaatan teknologi untuk pemasaran.

"Saya kira pasar di Denpasar terbuka sekali. Memang mungkin sekarang harus menggunakan teknologi, bisa diajarkan transaksi menggunakan elektronik sehingga bisa merambah dunia lebih luas karena produknya bagus," ucapnya. (DWA)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017