Bangli (Antara Bali) - Bupati Bangli I Made Gianyar memberi apresiasi kepada seluruh komponen masyarakat Bali dan Indonesia yang turut membantu dalam meringankan beban korban longsor di Kintamani.
"Itu implementasi Pancasila sebagai dasar negara dan bentuk kepedulian masyarakat Indonesia kepada saudara sebangsa," katanya ketika menyerahkan bantuan dan mengecek lokasi pengungsian korban bencana longsor di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli, Kamis.
Bantuan tersebut datang dari lembaga pemerintah, swasta, yayasan, komunitas maupun perorangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama proses pemulihan.
"Upaya tersebut hendaknya berkesinambungan dan ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya, agar masyarakat korban bencana akan tetap semangat dan tegar menghadapi cobaan yang menimpanya," katanya.
Ia mengingatkan musibah itu harus mampu memberi peringatan kepada semua pihak, agar kembali sungguh-sungguh mampu menerapkan "Tri Hita Karana" dalam menjaga hubungan yang harmonis antara Tuhan, manusia dan lingkungan.
"Artinya, masyarakat setempat agar mampu menjaga lingkungan dengan baik tetap lestari maupun tidak bermukim di kawasan zona berbahaya yang telah diatur oleh pemerintah. Pelanggaran tersebut akan berakibat fatal yang mengakibatkan kerugian semua pihak," ujar Made Gianyar.
Pihaknya berharap masyarakat mengikuti aturan yang ada sehingga dapat menekan hal-hal yang tidak dinginkan. Untuk itu, pihaknya akan melakukan relokasi terhadap warga yang tinggal di kawasan berbahaya dan rawan bencana alam.
Untuk itu, pihaknya akan membuat kesepakat secara tertulis, apabila ada masyarakat yang tidak bisa direlokasi akan diserahkan kepada pihak terkait.
Namun, pihaknya belum bisa menentukan lokasi relokasi masyarakat, karena hal tersebut akan dikoordinasikan kepada pemerintah provinsi maupun dengan Kementerian Sosial RI.
"Hal itu dapat segera terealisasi, karena semua pihak sudah dapat meninjau lokasi secara langsung," ujar Made Gianyar.
Kepada pengurus desa dan dusun, pihaknya meminta mereka untuk melakukan sosialisasi kembali dan pemasangan peta zona rawan bencana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Itu implementasi Pancasila sebagai dasar negara dan bentuk kepedulian masyarakat Indonesia kepada saudara sebangsa," katanya ketika menyerahkan bantuan dan mengecek lokasi pengungsian korban bencana longsor di Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli, Kamis.
Bantuan tersebut datang dari lembaga pemerintah, swasta, yayasan, komunitas maupun perorangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama proses pemulihan.
"Upaya tersebut hendaknya berkesinambungan dan ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya, agar masyarakat korban bencana akan tetap semangat dan tegar menghadapi cobaan yang menimpanya," katanya.
Ia mengingatkan musibah itu harus mampu memberi peringatan kepada semua pihak, agar kembali sungguh-sungguh mampu menerapkan "Tri Hita Karana" dalam menjaga hubungan yang harmonis antara Tuhan, manusia dan lingkungan.
"Artinya, masyarakat setempat agar mampu menjaga lingkungan dengan baik tetap lestari maupun tidak bermukim di kawasan zona berbahaya yang telah diatur oleh pemerintah. Pelanggaran tersebut akan berakibat fatal yang mengakibatkan kerugian semua pihak," ujar Made Gianyar.
Pihaknya berharap masyarakat mengikuti aturan yang ada sehingga dapat menekan hal-hal yang tidak dinginkan. Untuk itu, pihaknya akan melakukan relokasi terhadap warga yang tinggal di kawasan berbahaya dan rawan bencana alam.
Untuk itu, pihaknya akan membuat kesepakat secara tertulis, apabila ada masyarakat yang tidak bisa direlokasi akan diserahkan kepada pihak terkait.
Namun, pihaknya belum bisa menentukan lokasi relokasi masyarakat, karena hal tersebut akan dikoordinasikan kepada pemerintah provinsi maupun dengan Kementerian Sosial RI.
"Hal itu dapat segera terealisasi, karena semua pihak sudah dapat meninjau lokasi secara langsung," ujar Made Gianyar.
Kepada pengurus desa dan dusun, pihaknya meminta mereka untuk melakukan sosialisasi kembali dan pemasangan peta zona rawan bencana. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017