Negara (Antara Bali) - Sisi barat Kabupaten Jembrana khususnya di Kecamatan Mendoyo dan Jembrana diterjang banjir, yang menyebabkan warga harus mengungsi.

Pantauan di lapangan Minggu, banjir yang cukup besar hingga warga harus dievakuasi dengan perahu karet terjadi di Dusun Samblong, Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana.

Air di wilayah ini hampir setinggi 1,5 meter, yang berasal dari luapan Sungai Samblong serta aliran balik dari muara.

Lurah Sangkaragung Nyoman Gde Suardana mengatakan, meskipun wilayah itu menjadi langganan banjir, tapi yang terjadi Sabtu (11/2) malam hingga Minggu merupakan yang paling parah.

"Sirkuit makepung yang dibangun Pemkab Jembrana juga terendam air banjir. Warga sampai Minggu sore masih bertahan di pengungsian karena air belum surut," katanya.

Banjir yang merendam rumah warga hingga jalan raya Denpasar-Gilimanuk, terjadi di Dusun Tembles, Desa Penyaringan dan Kelurahan Tegalcangkring, yang menyebabkan arus lalu lintas tersendat.

Warga di Dusun Sebual, Desa Dangin Tukadaya juga sempat mengungsi ke balai dusun setempat Sabtu malam, meskipun tidak terlalu lama karena air yang menggenangi rumah mereka cepat surut.

Di Desa Mendoyo Dangin Tukad, puluhan rumah warga juga terendam banjir, bahkan terjangan air menyebabkan beberapa pagar rumah warga roboh.

Air bah yang datang juga menyebabkan tembok pagar Kantor Dusun Anyar, Desa Batuagung, roboh sepanjang 30 meter dan sempat menutup aliran saluran irigasi.

Petugas dari Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) serta relawan kemanusian, turun ke lapangan untuk memberikan bantuan makanan dan lain-lain, maupun melakukan evakuasi terhadap warga yang tinggal di wilayah-wilayah berbahaya.

"Sampai saat ini belum ada laporan korban jiwa terkait banjir. Pemkab Jembrana prihatin dengan banjir ini, dan berusaha memberikan bantuan yang dibutuhkan warga," kata Pelaksana Tugas Sekda Jembrana I Made Sudiada.(GBI)

Pewarta: Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : Gembong Ismadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017