Rumah Sanur terbentuk dengan adanya kolaborasi dari latar belakang yang berbeda, profesi, dan karakter. Perencanaan pembangunan tersebut berlangsung cukup cepat selama tiga bulan dari Agustus hingga Oktober 2016.
"Ide tersebut berawal dari keinginan yang mempertemukan beberapa orang yang memiliki satu tujuan, walau pun sebelumnya sama sekali belum pernah bertemu," kata Program Manajer, Bob Situmorang.
Rumah Sanur memiliki tiga orang Co-Founder yakni Arief Budiman sekaligus Program Direktor dengan latar belakang 'destination branding', Roberto Aria Putra sekaligus Managing Direktor dengan latar belakang event organizer (EO) dan pengusaha serta William Sutiyoso pengusaha ikan.
Ia menyebutkan, bahwa pihaknya memiliki pengurus yakni Finance & Operational Director Delly Setyawati, Hospitality & Service Development Inar Andrea Prakosa, Art & Perfomance Development Rudolf Dethu dan Store Manager To~ko Konsep Stefani Aldrine Alouw.
Bob Situmorang mengatakan, pembangunan rumah sanur itu memanfaatkan barang-barang yang sudah dipakai dengan mengemas kembali agar lebih berguna.
Rumah Sanur sejak beroperasi tahun 2014 telah melakukan berbagai inovasi dan terobosan, dengan menerapkan konsep pembangunan dari belakang menuju ke depan.
Pihaknya sangat mengutamakan proses untuk menghasilkan kualitas yang terbaik, sekaligus memudahkan melakukan evaluasi secara bertahap.
Untuk itu, pembangunan itu memanfaatkan gedung yang sudah ada sehingga pihaknya melakukan renovasi bangunan peletakan batu pertama sejak 16 Januari 2016.
Ia mengharapkan, adanya tumbuh kemandirian ekonomi lokal dengan menerapkan prinsip kepedulian kepada sesama dan lingkungan dengan menerapkan sebuah sistem tersendiri.
Sistem tersebut untuk dijadikan pedoman dalam melakukan aktivitas dan kreativitas, termasuk untuk mengadakan kerja sama dengan pihak luar.
Rumah Sanur mengkolaborasikan kekuatan 3P (People, Place dan Program), pertama dengan memberdayakan 'People' atau manusianya yang memiliki pertemanan yang telah di bangun pada masa lalu, sekarang dan akan terus dibangun ke depannya.
Sementara 'Place' atau tempat telah tersedia untuk menjadi pusat aktivitas kreativitas untuk melakukan pelatihan, pementasan maupun diskusi.
Selain itu, pihaknya membuat 'Program' untuk mendorong tumbuhnya kreativitas baru yang mendukung kemandirian yang mampu meningkatkan kualitas manusia yang memiliki daya saing global.
Tiga Prinsip Rumah Sanur
Bob Situmorang mengatakan, pihaknya menggunakan prinsip 3C (space for people to connect, collaborate, dan celebrate).
Sesuai dengan ide pembangunan Rumah Sanur untuk menciptakan sebuah 'connect' hubungan kepada masyarakat setempat dengan para pengusaha, pedagang dan start-up termasuk kreatif industri.
Selain itu 'collaborate' untuk menciptakan ruang untuk menyatukan berbagai bisnis dan orang-orang dengan keterampilan yang berbeda untuk mempromosikan kolaborasi dan untuk memfasilitasi masyarakat setempat dengan merangsang penciptaan dan bisnis.
Termasuk 'celebrate' untuk menunjukkan berbagai bentuk hasil kreativitas yang dirancang secara unik didukung infrastruktur yang memadai.
"Rumah Sanur sebagai wadah untuk bekerja, untuk bertemu, belajar, dan bermain. ruang memupuk kerja sama dan kreativitas bagi individu dan kelompok," kata Bob Situmorang.
Ia menambahkan, pihaknnya telah mewujudkan sejumlah kreatitas, salah satunya "TO~KO CONCEPT STORE" untuk menyediakan hasil kreativitas dari barang bekas dan menampung hasil desainer lokal.
Hal itu sebagai upaya untuk mengangkat dan memberikan apreasiasi potensi lokal agar semakin berkembang dan dikenal oleh masyrakat.
Sementara hasil kreativitas yang boleh masuk TO~KO CONCEPT STORE agar terlebih dahulu diuji kelayakan sesuai aturan yang telah diterapkan.
Pihaknya menerapkan sistem pemilihan barang hasil kreativitas sangat selektif, bahkan melakukan pengecekan langsung ke tempat produksi.
Upaya tersebut sebagai bentuk inovasi sosial, menjalankan usahanya yang tidak semata menguntungkan secara ekonomis tetapi tetap memperhatikan secara sosial dan lingkungan.
Selain itu, pihaknya juga mengembangkan kedai Kopi 'KULTUR' yang mendatangkan kopi dari berbagai daerah di Indonesia.
Usaha kopi tersebut memperhatikan dari hulu hingga hilir, tidak semata menjual kopi kepada konsumen tetapi melakukan pembinaan langsung kepada para petani kopi dan memperhatikan kesejahteranya.
Untuk itu, pihaknya ikut serta berperan dalam meningkatkan taraf hidup para petani agar lebih makmur dan sejahtera.
Situmorang mengaku, pihaknya sedang mendorong mewujudkan program 'Paradesa' untuk menciptakan kedaulatan pangan organik yang sehat, tidak menggunakan pupuk kimia maupun pengawet.
Gagasan tersebut muncul dari keluar dari keprihatinan atas berbagai kondisi yang mengkhawatirkan dan tantangan sekitarnya terhadap kesedian pangan di masa depan.
Paradesa adalah merek berdasarkan perusahaan sosial yang berfokus pada upaya kolektif untuk mengembangkan komoditas dan sumber daya makanan pemetaan, membantu masyarakat dan petani melalui bimbingan kontekstual, menghubungkan peran ahli dan untuk mengembangkan komoditas baru secara berkelanjutan. Hal ini juga berusaha untuk meningkatkan daya saing produk dengan menetapkan standar, kemasan, labeling, branding, distribusi dan pemasaran.
Di samping itu, Rumah Sanur akan terus melakukan terobosan baru untuk menghasilkan kreativitas-kreativitas yang bermanfaat bagi masyarakat, sekaligus akan meningkatkan kulitas program-program yang sudah ada.
1. Co-Founder : William Sutiyoso
2. Co-Founder & Managing Director : Roberto Aria Putra
3. Co-Founder & Program Director : Arief Budiman
4. Finance & Operational Director: Delly Setyawati
5. Hospitality & Service Development : Inar Andrea Prakosa
6. Art & Perfomance Development : Rudolf Dethu
7. Store Manager To~ko Konsep : Stefani Aldrine Alouw (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Ide tersebut berawal dari keinginan yang mempertemukan beberapa orang yang memiliki satu tujuan, walau pun sebelumnya sama sekali belum pernah bertemu," kata Program Manajer, Bob Situmorang.
Rumah Sanur memiliki tiga orang Co-Founder yakni Arief Budiman sekaligus Program Direktor dengan latar belakang 'destination branding', Roberto Aria Putra sekaligus Managing Direktor dengan latar belakang event organizer (EO) dan pengusaha serta William Sutiyoso pengusaha ikan.
Ia menyebutkan, bahwa pihaknya memiliki pengurus yakni Finance & Operational Director Delly Setyawati, Hospitality & Service Development Inar Andrea Prakosa, Art & Perfomance Development Rudolf Dethu dan Store Manager To~ko Konsep Stefani Aldrine Alouw.
Bob Situmorang mengatakan, pembangunan rumah sanur itu memanfaatkan barang-barang yang sudah dipakai dengan mengemas kembali agar lebih berguna.
Rumah Sanur sejak beroperasi tahun 2014 telah melakukan berbagai inovasi dan terobosan, dengan menerapkan konsep pembangunan dari belakang menuju ke depan.
Pihaknya sangat mengutamakan proses untuk menghasilkan kualitas yang terbaik, sekaligus memudahkan melakukan evaluasi secara bertahap.
Untuk itu, pembangunan itu memanfaatkan gedung yang sudah ada sehingga pihaknya melakukan renovasi bangunan peletakan batu pertama sejak 16 Januari 2016.
Ia mengharapkan, adanya tumbuh kemandirian ekonomi lokal dengan menerapkan prinsip kepedulian kepada sesama dan lingkungan dengan menerapkan sebuah sistem tersendiri.
Sistem tersebut untuk dijadikan pedoman dalam melakukan aktivitas dan kreativitas, termasuk untuk mengadakan kerja sama dengan pihak luar.
Rumah Sanur mengkolaborasikan kekuatan 3P (People, Place dan Program), pertama dengan memberdayakan 'People' atau manusianya yang memiliki pertemanan yang telah di bangun pada masa lalu, sekarang dan akan terus dibangun ke depannya.
Sementara 'Place' atau tempat telah tersedia untuk menjadi pusat aktivitas kreativitas untuk melakukan pelatihan, pementasan maupun diskusi.
Selain itu, pihaknya membuat 'Program' untuk mendorong tumbuhnya kreativitas baru yang mendukung kemandirian yang mampu meningkatkan kualitas manusia yang memiliki daya saing global.
Tiga Prinsip Rumah Sanur
Bob Situmorang mengatakan, pihaknya menggunakan prinsip 3C (space for people to connect, collaborate, dan celebrate).
Sesuai dengan ide pembangunan Rumah Sanur untuk menciptakan sebuah 'connect' hubungan kepada masyarakat setempat dengan para pengusaha, pedagang dan start-up termasuk kreatif industri.
Selain itu 'collaborate' untuk menciptakan ruang untuk menyatukan berbagai bisnis dan orang-orang dengan keterampilan yang berbeda untuk mempromosikan kolaborasi dan untuk memfasilitasi masyarakat setempat dengan merangsang penciptaan dan bisnis.
Termasuk 'celebrate' untuk menunjukkan berbagai bentuk hasil kreativitas yang dirancang secara unik didukung infrastruktur yang memadai.
"Rumah Sanur sebagai wadah untuk bekerja, untuk bertemu, belajar, dan bermain. ruang memupuk kerja sama dan kreativitas bagi individu dan kelompok," kata Bob Situmorang.
Ia menambahkan, pihaknnya telah mewujudkan sejumlah kreatitas, salah satunya "TO~KO CONCEPT STORE" untuk menyediakan hasil kreativitas dari barang bekas dan menampung hasil desainer lokal.
Hal itu sebagai upaya untuk mengangkat dan memberikan apreasiasi potensi lokal agar semakin berkembang dan dikenal oleh masyrakat.
Sementara hasil kreativitas yang boleh masuk TO~KO CONCEPT STORE agar terlebih dahulu diuji kelayakan sesuai aturan yang telah diterapkan.
Pihaknya menerapkan sistem pemilihan barang hasil kreativitas sangat selektif, bahkan melakukan pengecekan langsung ke tempat produksi.
Upaya tersebut sebagai bentuk inovasi sosial, menjalankan usahanya yang tidak semata menguntungkan secara ekonomis tetapi tetap memperhatikan secara sosial dan lingkungan.
Selain itu, pihaknya juga mengembangkan kedai Kopi 'KULTUR' yang mendatangkan kopi dari berbagai daerah di Indonesia.
Usaha kopi tersebut memperhatikan dari hulu hingga hilir, tidak semata menjual kopi kepada konsumen tetapi melakukan pembinaan langsung kepada para petani kopi dan memperhatikan kesejahteranya.
Untuk itu, pihaknya ikut serta berperan dalam meningkatkan taraf hidup para petani agar lebih makmur dan sejahtera.
Situmorang mengaku, pihaknya sedang mendorong mewujudkan program 'Paradesa' untuk menciptakan kedaulatan pangan organik yang sehat, tidak menggunakan pupuk kimia maupun pengawet.
Gagasan tersebut muncul dari keluar dari keprihatinan atas berbagai kondisi yang mengkhawatirkan dan tantangan sekitarnya terhadap kesedian pangan di masa depan.
Paradesa adalah merek berdasarkan perusahaan sosial yang berfokus pada upaya kolektif untuk mengembangkan komoditas dan sumber daya makanan pemetaan, membantu masyarakat dan petani melalui bimbingan kontekstual, menghubungkan peran ahli dan untuk mengembangkan komoditas baru secara berkelanjutan. Hal ini juga berusaha untuk meningkatkan daya saing produk dengan menetapkan standar, kemasan, labeling, branding, distribusi dan pemasaran.
Di samping itu, Rumah Sanur akan terus melakukan terobosan baru untuk menghasilkan kreativitas-kreativitas yang bermanfaat bagi masyarakat, sekaligus akan meningkatkan kulitas program-program yang sudah ada.
Program Rumah Sanur
Program I : Collaboration For Competitiveness
Program II : Start-Up And Business Incubator
Program III : Local Resources Management
Program IV : Various Programs
1. Co-Founder : William Sutiyoso
2. Co-Founder & Managing Director : Roberto Aria Putra
3. Co-Founder & Program Director : Arief Budiman
4. Finance & Operational Director: Delly Setyawati
5. Hospitality & Service Development : Inar Andrea Prakosa
6. Art & Perfomance Development : Rudolf Dethu
7. Store Manager To~ko Konsep : Stefani Aldrine Alouw (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017