Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mendorong para orang tua agar memberikan lebih banyak kegiatan alternatif kepada anak-anak sebagai upaya menghindari pengaruh negatif peredaran narkoba.
"Jangan biarkan anak-anak berdiam terus-menerus di kamar. Mereka harus diberi lebih banyak aktivitas alternatif," kata Pastika saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar, Minggu.
Orang nomor satu di Bali itu, kembali mengutarakan keprihatinannya pada peredaran narkoba yang belakangan menjadi ancaman makin serius bagi kalangan generasi muda.
"Saya minta para orang tua memantau perkembangan putra-putri dan memberi lebih banyak program kegiatan alternatif," ujar Pastika.
Mantan Kapolda Bali itu juga mengingatkan bahwa sebuah keluarga akan hancur jika salah satu anggotanya sampai terjerumus narkoba.
Dalam orasi pada acara itu, mantan Rektor Universitas udayana Prof dr Ketut Sukardika mengampanyekan gaya hidup sehat lahir dan bathin.
Selain itu, Sukardika juga menyinggung keberadaan RSUD Bali Mandara. Dia tak menginginkan rumah sakit kebanggaan masyarakat Bali itu nantinya hanya akan menjadi "Puskesmas Besar".
PB3AS kali ini juga dimanfaatkan Dinas Pendidikan Provinsi Bali untuk menyosialisasikan penerapan kurikulum terintegrasi P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba).
Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Bali Wayan Susila mengharapkan para guru menyelipkan materi pencegahan narkoba dalam semua mata pelajaran.
Menurut dia, hal tersebut sudah tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Dinas Pendidikan dan Badan Narkotika Nasional Provinis Bali.
"Selain menyelipkan dalam setiap materi pelajaran, kami sarankan agar kampanye pencegahan narkoba juga dilakukan pada pertemuan wali murid," ujar Susila.
Sementara Made Bawa dari Denpasar menyampaikan harapan agar kampanye anti-rokok makin digencarkan, sebab selain merusak kesehatan, rokok juga merugikan secara ekonomi.
Bahkan, dia menyebut kalau rokok sangat terkait dengan ancaman narkoba. "Kalau mau mencegah narkoba, stop dulu peredaran rokok," ucapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Jangan biarkan anak-anak berdiam terus-menerus di kamar. Mereka harus diberi lebih banyak aktivitas alternatif," kata Pastika saat berorasi pada Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS), di Denpasar, Minggu.
Orang nomor satu di Bali itu, kembali mengutarakan keprihatinannya pada peredaran narkoba yang belakangan menjadi ancaman makin serius bagi kalangan generasi muda.
"Saya minta para orang tua memantau perkembangan putra-putri dan memberi lebih banyak program kegiatan alternatif," ujar Pastika.
Mantan Kapolda Bali itu juga mengingatkan bahwa sebuah keluarga akan hancur jika salah satu anggotanya sampai terjerumus narkoba.
Dalam orasi pada acara itu, mantan Rektor Universitas udayana Prof dr Ketut Sukardika mengampanyekan gaya hidup sehat lahir dan bathin.
Selain itu, Sukardika juga menyinggung keberadaan RSUD Bali Mandara. Dia tak menginginkan rumah sakit kebanggaan masyarakat Bali itu nantinya hanya akan menjadi "Puskesmas Besar".
PB3AS kali ini juga dimanfaatkan Dinas Pendidikan Provinsi Bali untuk menyosialisasikan penerapan kurikulum terintegrasi P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba).
Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Bali Wayan Susila mengharapkan para guru menyelipkan materi pencegahan narkoba dalam semua mata pelajaran.
Menurut dia, hal tersebut sudah tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani Dinas Pendidikan dan Badan Narkotika Nasional Provinis Bali.
"Selain menyelipkan dalam setiap materi pelajaran, kami sarankan agar kampanye pencegahan narkoba juga dilakukan pada pertemuan wali murid," ujar Susila.
Sementara Made Bawa dari Denpasar menyampaikan harapan agar kampanye anti-rokok makin digencarkan, sebab selain merusak kesehatan, rokok juga merugikan secara ekonomi.
Bahkan, dia menyebut kalau rokok sangat terkait dengan ancaman narkoba. "Kalau mau mencegah narkoba, stop dulu peredaran rokok," ucapnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017