Denpasar (Antara Bali) - Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama RI, Prof I Ketut Widnya PhD, menilai pendidikan Hindu model pasraman merupakan jawaban dalam membangun peradaban manusia.

"Kunci `memanusiakan manusia` adalah pendidikan dan dengan pendidikan Hindu berbasis pasraman diharapkan lahir generasi unggul dan berkarakter," katanya di Denpasar, Jumat.

Dewasa ini, katanya, kehidupan masyarakat Hindu di Tanah Air dihadapkan dalam berbagai persoalan sangat kompleks, utamanya terkait dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

"Anak-anak mulai dibawa pada pergaulan global yang mana tidak ada jarak antara satu daerah atau negara dengan yang lain. Semua seperti sangat dekat sehingga pertukaran budaya pun begitu cepat terjadi," kata dia.

Ia mengatakan model pasraman Hindu diharapkan dapat menekan dampak negatif dari permasalahan tersebut, karena para siswa pasraman akan dididik dengan pola pendidikan satu atap dengan guru atau lebih dikenal dengan pendidikan "boarding school".

Mengenai perkembangan pasraman, ia menyatakan Ditjen Bimas Hindu terus memaksimalkan sosialisasi yang dilakukan tergolong maraton sepanjang 2016.

Bukan hanya itu saja, pihaknya terus menyosialisasikan kepada Pemerintah Daerah mengenai pasraman dan juga intensif menyosialisasikan kepada tokoh-tokoh umat melalui berbagai kesempatan dan forum.

Sebanyak 20 yayasan yang telah diberikan lampu hijau agar bisa membiayai terlebih dahulu demi keberlangsung pasraman hingga tiga tahun kedepan.

"Bisa kita bantu untuk biaya gaji guru, operasional hingga bangunan sekolah," katanya.

Kedepan, selama kurang dari tiga tahun berdiri, Ditjen BImas Hindu hanya bisa membantu pada bagian tertentu saja, tidak menyeluruh.

Setelah tiga tahun berdiri, Kemenag akan melakukan visitasi sekaligus seleksi untuk persiapan pengubahan status dari swasta ke negeri yang keseluruhan biaya mulai dari operasional hingga pembangunan fisik dianggarkan oleh Kemenag. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017