Denpasar (Antara Bali) - Almira Bali sebuah usaha swasta mengembangkan usaha bawang hitam melalui proses fermentasi, dijual secara online dan melayani pesanan.

"Peluang usaha bawang hitam cukup besar di pasaran, aktif mengikuti komunitas bisnis dan pameran-pameran serta menjalin kerjasama dengan agen-agen," kata Pemilik Almira Bali, Nuryanti di Denpasar, Minggu.

Ia mengatakan, pihaknya menjual bawang hitam dalam kemasan dengan harga bervariasi yakni beratnya 250 gram dijual dengan Rp 80.000 dan berat 100 gram hanya Rp 45.000.

Pengembangan usaha tersebut terinspirasi dari media online dan sebagai upaya menjual lebih murah dari pesaing dengan kualitas yang lebih baik.

Nuryanti menambahkan, bawang hitam cita rasa jauh lebih enak dari bawang biasa dan kasiat obatnya lebih menonjol.

Sementara itu, bawang hitam mampu mengobati diabetes, asam urat, kolestrol, asma, batuk, jantung, hypertensi, stroke, kanker dan nyeri sendi.

Selain itu, bawang putih seperti makanan suplemen tepat sekali dikonsumsi setiap hari untuk menjaga kesehatan.

Untuk itu, pihaknya terus mengembangkan usaha tersebut, karena dinilai sangat bermanfaat dan menguntungkan bagi masyarakat.

Untuk itu terobosan dan inovasi lebih ditingkatkan untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat, karena usaha sejenis juga mulai banyak digeluti, ujar Nuryanti.

Sementara itu Kadis Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana dalam kesempatan terpisah mengatakan bawang dan cabai dua komoditi pertanian yang berpengaruh signifikan terhadap terjadinya inflasi selain padi.

Dua komoditi tersebut sangat dibutuhkan sebagai bumbu sehari-hari dan kebutuhannya cenderung tetap setiap bulan. Di sisi lain, ketersediannya berfluaktif karena bersifat musiman sehingga harga cenderung naik terutama saat hari-hari besar keagamaan.

"Untuk itu, sebagai solusi di samping memacu peningkatan produksi, juga mengatur pola ketersediaan hasil produksi agar tersedia sepanjang tahun," katanya.

Wisnuardhana mengemukakan, produksi cabai merah diperkirakan mencapai 20.349 ton dengan kebutuhan rata-rata setahun sekitar 6.261 ton, begitu pula bawang merah diperkirakan produksinya mencapai 11.884 ton dengan tingkat kebutuhan per tahun mencapai 11.268 ton.

Hasil tersebut menurutnya harus lebih ditingkatkan mencapai 25.000 ton, sehingga bisa mensuplai luar daerah yang akan meningkatkan penghasilan para petani tersebut.

Untuk itu, gerakan tanam cabai dan bawang yang dicanangkan telah dibarengi dengan penambahan luas lahan tanam, untuk cabai luasnya mencapai 64 hektare mencakup daerah di Kabupaten Buleleng seluas 23 hektare dan Tabanan seluas 41 hektare. Serta luas tanam bawang mencapai 70 hektare, yang tersebar di Kabupaten Bangli seluas 62 hektare dan Buleleng seluas 8 hektare. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Wayan Artaya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017