Klungkung (Antara Bali) - Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali dan Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia bekerjasama mencegah peredaran narkoba di kalangan generasi muda Pulau Dewata.
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali Kombes Pol Putu Gde Suastawa, Kamis, mengatakan, kerja sama tersebut diwujudkan dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah), Kesatuan Mahasiswa Hindu Indonesia (KMHDI) Bali, RS Bintang Klungkung dan Klinik Dharma Sidi di Kota Semarapura, Kabupaten Klungkung.
Suastawa menegaskan, MoU yang dilakukan dengan organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan khususnya untuk mendorong partisipasi dari kalangan generasi muda untuk peduli dengan bahaya penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Pulau Dewata.
Ia menambahkan, data dari BNNP Bali sejauh ini setidaknya ada 61.353 orang pengguna narkoba. Sedangkan dari data itu hanya direhabilitasi baru mencapai 974 orang saja.
"Peran pemuda sangat penting dan strategis dalam pencegahan melalui program sosialisasi dan edukasi," katanya.
Dikatakan pula, dari persentase data yang dimiliki, posisi pemuda yang memiliki usia produktif dari 16-30 tahun menduduki urutan teratas sebagai pengguna obat terlarang ini.
Hal tersebut tercermin dari rehabilitasi yang dilakukan oleh BNNP Bali, yakni usia 6-20 tahun (7,12 persen), usia 21-25 tahun (17,76 persen), usia 26-30 (21,6 persen) dan usia 36-40 (16,53 persen).
Usia 41-45 tahun (9,86 persen), 46-50 tahun (3,70 persen), usia 51-55 tahun (1,13 persen) dan usia 56-60 (0,41 persen) .
Sementara itu, Sekretaris DPP Peradah Indonesia Bali I Komang Agus Widiantara yang hadir menandatangani MoU tersebut menjelaskan kerjasama tersebut berkaitan dengan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Adapun ruang lingkupnya seperti sosialisasi maupun advokasi, pelaksanaan test uji narkoba, peningkatan kompetensi dan pembangunan kapasitas organisasi di bidang P4GN serta pemberdayaan Peradah Bali sebagai penggiat anti Narkoba.
"Target kami untuk pencegahan Narkoba tidak semata pada para pelajar dan mahasiswa, tapi sekeha teruna di desa pakraman," katanya.
Menurut dia, ada tantangan tersendiri dengan karakteristik pemuda yang tidak mudah didekati. Apalagi, diedukasi mengenai Narkoba. Khusus di perkotaan, diperlukan pendekatan khas ala anak muda. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali Kombes Pol Putu Gde Suastawa, Kamis, mengatakan, kerja sama tersebut diwujudkan dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah), Kesatuan Mahasiswa Hindu Indonesia (KMHDI) Bali, RS Bintang Klungkung dan Klinik Dharma Sidi di Kota Semarapura, Kabupaten Klungkung.
Suastawa menegaskan, MoU yang dilakukan dengan organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan khususnya untuk mendorong partisipasi dari kalangan generasi muda untuk peduli dengan bahaya penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Pulau Dewata.
Ia menambahkan, data dari BNNP Bali sejauh ini setidaknya ada 61.353 orang pengguna narkoba. Sedangkan dari data itu hanya direhabilitasi baru mencapai 974 orang saja.
"Peran pemuda sangat penting dan strategis dalam pencegahan melalui program sosialisasi dan edukasi," katanya.
Dikatakan pula, dari persentase data yang dimiliki, posisi pemuda yang memiliki usia produktif dari 16-30 tahun menduduki urutan teratas sebagai pengguna obat terlarang ini.
Hal tersebut tercermin dari rehabilitasi yang dilakukan oleh BNNP Bali, yakni usia 6-20 tahun (7,12 persen), usia 21-25 tahun (17,76 persen), usia 26-30 (21,6 persen) dan usia 36-40 (16,53 persen).
Usia 41-45 tahun (9,86 persen), 46-50 tahun (3,70 persen), usia 51-55 tahun (1,13 persen) dan usia 56-60 (0,41 persen) .
Sementara itu, Sekretaris DPP Peradah Indonesia Bali I Komang Agus Widiantara yang hadir menandatangani MoU tersebut menjelaskan kerjasama tersebut berkaitan dengan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Adapun ruang lingkupnya seperti sosialisasi maupun advokasi, pelaksanaan test uji narkoba, peningkatan kompetensi dan pembangunan kapasitas organisasi di bidang P4GN serta pemberdayaan Peradah Bali sebagai penggiat anti Narkoba.
"Target kami untuk pencegahan Narkoba tidak semata pada para pelajar dan mahasiswa, tapi sekeha teruna di desa pakraman," katanya.
Menurut dia, ada tantangan tersendiri dengan karakteristik pemuda yang tidak mudah didekati. Apalagi, diedukasi mengenai Narkoba. Khusus di perkotaan, diperlukan pendekatan khas ala anak muda. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017