Denpasar (Antara Bali) - Ekspor berbagai jenis cendera mata dari bahan baku kulit atau kerajinan kulit dari Bali selama bulan November 2016, merosot 14,43 persen menjadi 710.213 dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 830.022 dolar AS dolar AS.
"Perolehan devisa itu dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya juga berkurang hingga 24,56 persen, karena bulan November 2015 menghasilkan sebesar 941.466 dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, aneka jenis cendera mata dari bahan baku kulit hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 1,61 persen dari total ekspor Bali sebesar 44,19 juta dolar AS selama bulan November 2016.
Perolehan tersebut menurun 17,82 persen dibandingkan dengan bulan Oktober 2016 yang tercatat 53,77 juta dolar AS atau bertambah 7,88 persen dibandingkan dengan bulan November 2015 yang tercatat 40,96 juta dolar AS.
Adi Nugroho menambahkan Singapura menyerap paling banyak cendera mata berbahan baku kulit dari Bali yakni mencapai 19,81 persen, menyusul pasaran Hong Kong 16,98 persen dan Amerika Serikat 13,29 persen.
Selain itu juga menyerap pasaran Australia 8,17 persen, Jepang 9,27 persen, Belanda 6,42 persen, Jerman 2,36 persen, dan Thailand 1,07 persen.
Selanjutnya, 42,73 persen sisanya menyerap berbagai negara lainnya di belahan dunia, karena hasil kerajinan itu sangat diminati konsumen mancanegara.
Adi Nugroho menambahkan, kerajinan berbahan baku kulit merupakan salah satu dari 17 jenis usaha hasil kerajinan skala rumah tangga yang diproduksi dengan rancang bangun (desain) yang unik dan menarik untuk pria dan wanita.
Perajin Bali sangat kreatif memproduksi aneka jenis cendera mata bernilai seni dengan harga yang terjangkau dan bersaing di pasaran luar negeri.
Produk ekspor itu juga sangat diminati oleh sebagian besar pelancong dalam dan luar negeri yang berliburan ke Bali.
Aneka jenis cenderamata tersebut antara lain sepatu dan sandal untuk semua usia, baik wanita maupun pria. Selain itu juga ikat pinggang dan aneka jenis tas. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017
"Perolehan devisa itu dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya juga berkurang hingga 24,56 persen, karena bulan November 2015 menghasilkan sebesar 941.466 dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Senin.
Ia mengatakan, aneka jenis cendera mata dari bahan baku kulit hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu hanya mampu memberikan kontribusi sebesar 1,61 persen dari total ekspor Bali sebesar 44,19 juta dolar AS selama bulan November 2016.
Perolehan tersebut menurun 17,82 persen dibandingkan dengan bulan Oktober 2016 yang tercatat 53,77 juta dolar AS atau bertambah 7,88 persen dibandingkan dengan bulan November 2015 yang tercatat 40,96 juta dolar AS.
Adi Nugroho menambahkan Singapura menyerap paling banyak cendera mata berbahan baku kulit dari Bali yakni mencapai 19,81 persen, menyusul pasaran Hong Kong 16,98 persen dan Amerika Serikat 13,29 persen.
Selain itu juga menyerap pasaran Australia 8,17 persen, Jepang 9,27 persen, Belanda 6,42 persen, Jerman 2,36 persen, dan Thailand 1,07 persen.
Selanjutnya, 42,73 persen sisanya menyerap berbagai negara lainnya di belahan dunia, karena hasil kerajinan itu sangat diminati konsumen mancanegara.
Adi Nugroho menambahkan, kerajinan berbahan baku kulit merupakan salah satu dari 17 jenis usaha hasil kerajinan skala rumah tangga yang diproduksi dengan rancang bangun (desain) yang unik dan menarik untuk pria dan wanita.
Perajin Bali sangat kreatif memproduksi aneka jenis cendera mata bernilai seni dengan harga yang terjangkau dan bersaing di pasaran luar negeri.
Produk ekspor itu juga sangat diminati oleh sebagian besar pelancong dalam dan luar negeri yang berliburan ke Bali.
Aneka jenis cenderamata tersebut antara lain sepatu dan sandal untuk semua usia, baik wanita maupun pria. Selain itu juga ikat pinggang dan aneka jenis tas. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017