Denpasar (Antara Bali) - Pasaran Amerika Serikat menyerap pakaian jadi bukan rajutan (non-rajutan) dari Bali yang terbanyak hingga 32,81 persen dari total ekspor dengan nilai sebesar 5,33 juta dolar AS.

"Selama bulan November 2016, matadagangan hasil sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali juga menembus pasaran Australia 19,80 persen dan Singapura 12,63 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho, di Denpasar, Sabtu.

Ia mengatakan berbagai produk pakaian dengan rancang bangun (desain) yang sesuai dengan selera konsumen juga diserap pasaran Hong Kong 5,37 persen, Tiongkok 0,20 persen, Jepang 0,70 persen, Belanda 0,78 persen, Jerman 0,24 persen, Taiwan 0,08 persen, Thailand 0,36 persen dan sisanya 27,03 persen menembus berbagai negara lain.

"Pakaian jadi bukan rajutan yang merupakan usaha skala rumah tangga yang mampu menghasilkan 5,33 juta dolar AS selama bulan November 2016 itu meningkat 42,51 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya, karena hanya 3,74 juta dolar AS pada November 2015," katanya.

Adi Nugroho menambahkan, usaha pakaian jadi itu mampu memberikan kontribusi sebesar 12,08 persen dari total nilai ekspor Bali sebesar 44,19 juta dolar AS, meningkat 7,88 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya tercatat 40,96 juta dolar AS.

Pakaian jadi yang diperdagangkan ke luar negeri itu bukan produksi pabrik, namun dibuat secara manual sehingga memiliki nilai lebih bagi konsumen luar negeri, terutama dari Amerika Serikat dan Australia yang selama ini paling banyak membelinya.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali melakukan pelatihan desain melibatkan perajin maupun usaha mikro kecil menengah (UMKM) sebagai upaya meningkatkan perolehan ekspor non-migas di daerah ini.

Kegiatan tersebut menyangkut 13 jenis pelatihan yang menekankan pada upaya meningkatkan rancang bangun (desain) berbagai jenis produk unggulan daerah ini, termasuk usaha tekstil dan produk tekstil (TPT).

Upaya itu dengan melakukan pendampingan tenaga ahli perancang busana (desainer) untuk perajin usaha tenun. Hal itu dilakukan dengan melaksanakan lima jenis pelatihan yakni pelatihan desain dan diversifikasi produk tenun, pencelupan benang sutra, tenun endek dan kerajinan tenun songket. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2017