Singaraja (Antara Bali) - Harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, mengalami kenaikan signifikan mencapai 100 persen akibat cuaca buruk melanda daerah itu belakangan ini.

"Harga cabai perkilogramnya kini mencapai sekitar Rp80 ribu. Harga naik karena pasokan dari petani menurun,` kata Luh Widiastuti, salah seorang pedagang di Pasar Anyar, Singaraja, Senin.

Ia mengatakan, tingginya harga cabai menyebabkan penjualan menurun. Pada hari biasa, dirinya bisa menjual cabai mencapai 50 kilogram setiap hari, tetapi kini hanya berkisar 20-30 kilogram per hari.

Dikatakan pula, mahalnya harga cabai juga mengakibatkan stok membusuk. "Cabai banyak yang busuk akibatnya tidak laku dijual dan harus dibuang," paparnya.

Ia menceritakan, harga cabai terus mengalami kenaikan sejak musim hujan terjadi beberapa di wilayah sentra penghasil cabai seperti Pancasari, Baturiti dan sekitarnya.

"Saya mendengar informasi dari pengepun bahwa banyak lahan cabai petani gagal panen karena cuaca. Bahkan, ada yang lahannya tergerus banjir beberapa waktu lalu," kata dia.

Pedagang lainnya, Nengah Budarsi mengatakan, kenaikan harga cabai menyebabkan pihaknya kehilangan beberapa pelanggan yang biasa berbelanja ke kiosnya di Pasar Banyuasri.

"Banyak langganan mengeluh karena harga cabai sangat mahal. Beberapa diantaranya membatasi pembelian cabai. Mereka (langganan) biasanya beli diatas empat kilogram tetapi kini berkisar hanya satu kilogram saja," jelasnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Bagus Andi Purnomo

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016