Singaraja (Antara Bali) - Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Desa Banyupoh, Kabupaten Buleleng, Bali, ikut mengamankan perayaan Misa Natal di Gereja Kristen Protestan Air Hidup, Minggu.
"Kami mengamankan perayaan natal bersama pecalang dan pihak kepolisian," kata Ketua Ketua Ranting GP Ansor Banyupoh, Abdul Rohim di desa setempat, Minggu.
Ia mengatakan, penjagaan Misa Natal di gereja melibatkan 15 anggota. "Banser akan selalu komitmen menjaga persaudaraan antar sesama anak bangsa terlebih kami yang hidup di Bali ini yang memang sudah terbiasa hidup berdampingan dengan umat Hindu," ungkapnya.
Ia menambahkan, Desa Banyupoh adalah satu desa di Bali yang heterogen. Di desa itu bermukim sedikitnya tiga umat beragama, mulai Hindu, Islam dan juga Nasrani.
Selama ini, kata dia, masyarakat hidup berdampingan dan tidak ada konflik yang serius mengenai permasalahan perbedaan keyakinan. "Kami sangat menjunjung tinggi arti toleransi," imbuhnya.
Ia menambahkan, pihaknya sangat menyesalkan kondisi bangsa belakangan ini setelah banyak mendengar berita tentang sekelompok orang yang intoleransi beredar di media massa.
"Sehingga kita sebagai bangsa yang menjunjung nilai-nilai kesopanan dari tutur kata dan sikap, kini seolah berubah menjadi bangsa yang saling menyalahkan, mencaci maki dan memaksakan kehendak sendiri," tegasnya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Kami mengamankan perayaan natal bersama pecalang dan pihak kepolisian," kata Ketua Ketua Ranting GP Ansor Banyupoh, Abdul Rohim di desa setempat, Minggu.
Ia mengatakan, penjagaan Misa Natal di gereja melibatkan 15 anggota. "Banser akan selalu komitmen menjaga persaudaraan antar sesama anak bangsa terlebih kami yang hidup di Bali ini yang memang sudah terbiasa hidup berdampingan dengan umat Hindu," ungkapnya.
Ia menambahkan, Desa Banyupoh adalah satu desa di Bali yang heterogen. Di desa itu bermukim sedikitnya tiga umat beragama, mulai Hindu, Islam dan juga Nasrani.
Selama ini, kata dia, masyarakat hidup berdampingan dan tidak ada konflik yang serius mengenai permasalahan perbedaan keyakinan. "Kami sangat menjunjung tinggi arti toleransi," imbuhnya.
Ia menambahkan, pihaknya sangat menyesalkan kondisi bangsa belakangan ini setelah banyak mendengar berita tentang sekelompok orang yang intoleransi beredar di media massa.
"Sehingga kita sebagai bangsa yang menjunjung nilai-nilai kesopanan dari tutur kata dan sikap, kini seolah berubah menjadi bangsa yang saling menyalahkan, mencaci maki dan memaksakan kehendak sendiri," tegasnya. (WDY)
Editor : I Made Andi Purnomo
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016