Denpasar (Antara Bali) - Manager Corporate Communication Telkomsel Area Jawa Bali, Erwien Kusumawan mengaku pihaknya sama sekali tidak ada maksud untuk mengabaikan pembangunan yang tidak mencirikan arsitektur Bali.

"Renovasi pembangunan belum selesai. Kami juga pastikan bahwa Telkomsel akan menjunjung tinggi adat, budaya, dimana kita berada," katanya di Denpasar, Selasa.

Hal tersebut terkait renovasi gedung baru Telkomsel di area Civic Center di Jalan Raya Puputan Renon, Denpasar yang mendapat sorotan dikatakan mengabaikan ketentuan pembangunan tanpa menonjokan arsitektur Bali sebagai bagian dari pembangunan yang mengacu pada kearifan lokal,

Ia mengatakan akan berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkompeten dalam menentukan kebijakan. Menurutnya selama itu koridornya untuk melestarikan budaya lokal, seratus persen Telkomsel akan mendukung.

"Komunikasi itu kita anggap penting terutama dengan pihak terkait. Dan kami rencananya akan melakukan audensi dengan pihak pemerintah Jumat mendatang. Saat ini kan semuanya masih dalam proses renovasi, jadi belum terlihat. Baik itu bangunan fisik, pagar, bahkan sampai interiornya, semua masih dalam proses," katanya.

Ia menyatakan akan memaksimalkan renovasi gedung Telkomsel tanpa mengabaikan nuansa Balinya. Apalagi semua sekarang masih dalam proses, mungkin dipandang belum maksimal.

Sebelumnya, Ketua Komisi III DPRD Bali, I Nengah Tamba mengecam pembongkaran pagar dan renovasi gedung Grapari Telkomsel di Jalan Raya Puputan Renon yang menghilangkan arsitektur Bali.

Tamba mendesak pihak Telkomsel untuk membangun kembali pagar dengan arsitektur Bali. Mengingatkan pihak Telkomsel tentang pentingnya arsitektur Bali pada bangunan maupun pagar tersebut.
"Nuansa (arsitektur) Bali-nya tidak ada. Pagar dan gedung itu tidak mengggambarkan nuansa Bali. Harus dibangun kembali dengan nuansa Bali. Apalagi itu dibangun di kawasan Civic Center. Telkomsel tidak boleh gegabah dengan mengabaikan nuansa Bali," ujarnya.

Tamba menegaskan, pihaknya akan turun ke lokasi jika Telkomsel tak kunjung tampilkan arsitektur Bali pada pagar dan gedung tersebut. Tamba mengingatkan Telkomsel yang menjalankan bisnisnya di Bali untuk tidak mengabaikan kearifan lokal Bali.

"Kearifan lokal Bali harus dijaga dengan tidak menghilangkan arsitektur Bali pada bangunan dan pagarnya. Telkomsel itu cari makan di Bali. Telkomsel sendiri yang akan rugi kalau masyarakat Bali tidak lagi menggunakan operator Telkomsel karena mereka mengabaikan kearifan lokal Bali," katanya.(I020)

Pewarta: Pewarta Komang Suparta

Editor : I Komang Suparta


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016