Jakarta (ANTARA News) - Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings, menegaskan pihaknya akan terus memantau perkembangan dari penawaran umum saham perdana (IPO) PT Indika Energy Tbk., dan akan melakukan analisis yang lebih detail setelah informasi yang berhubungan dengan IPO dan rencana penggunaannya diperoleh. Fitch Ratings dalam pernyataan persnya di Jakarta, Rabu, berpendapat bahwa masih ada ketidakjelasan dari jumlah dan kualitas tambahan arus kas masa depan yang berasal dari rencana investasi dan akuisisi tersebut, mengingat target-target spesifik yang belum difinalisasikan. Penjualan saham perdana PT Indika Energy, yang sebelumnya bernama PT Indika Inti Energi, pada tanggal 15 April 2008 sebesar maksimal 20 persen dari total saham perusahaan dan ditujukan untuk memberikan tambahan sumber pendanaan dan perbaikan dalam struktur permodalan. Lebih dari setengah dana yang akan diperoleh dari IPO, perseroan berkehendak akan menggunakan untuk membiayai rencana ekspansi untuk mengakuisisi, eksplorasi dan pengembangan aset pertambangan batubara di Indonesia. Selain itu akan dialokasikan untuk investasi di proyek-proyek energi dan infrastruktur, serta untuk model kerja dan kebutuhan umum usaha jasa energi. Total anggaran belanja modal perusahaan selama lima tahun ke depan diperkirakan mencapai 580 juta dolar AS. Menurut Fitch, suksesnya implementasi rencana ekspansi tersebut, yang akan saling melengkapi dengan bisnis Indika pada saat ini, dapat menghasilkan sinergi yang lebih besar mencakup keseluruhan kegiatan bisnis perusahaan. Selain potensi dana dari "Initial Public Offering" (IPO), Fitch mencatat bahwa perusahaan masih menyimpan hasil perolehan dari penerbitan obligasi senilai 250 juta dolar AS di Mei 2007 yang belum digunakan dalam bentuk kas senilai 103,5 juta dolar AS atau Rp974,7 miliar, di luar kas dan setara kas sebesar 92,7juta dolar AS (sekitar Rp873,4 miliar) per akhir Desember 2007. Obligasi Indika peringkat jangka panjang mata uang asing dan lokal di `B`/stabil. Didirikan pada tahun 2000, Indika adalah perusahaan induk investasi swasta dengan investasi utama termasuk kepemilikan saham sebesar 46 persen pada PT Kideco Jaya Agung, perusahaan tambang batubara ketiga terbesar di Indonesia, dan kepemilikan 100 persen saham pada Group Tripatra (PT Tripatra Engineers and Constructors dan PT Tripatra Engineering). Di tahun 2007 Indika membukukan pendapatan sebesar Rp2,377 miliar dan pendapatan bersih sebesar Rp265 miliar. (*)

Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008