saya mengajak kementerian dan pengusaha dari Malaysia untuk berinvestasi pengolahan sampah plastik tersebut di Jatim.
Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur tengah mengembangkan pengolahan sampah plastik menjadi energi listrik di Kabupaten Mojokerto sehingga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat.

"Saat ini sedang dilakukan penjajakan pengolahan sampah plastik menjadi energi listrik," ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Sabtu.

Pemanfaatan pengolahan sampah, baik sampah basah maupun sampah pastika diakuinya menjadi bagian dari komitmen optimalisasi potensi energi nonfosil di banyak titik.

Bahkan, gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut beberapa hari lalu juga menerima Menteri Perumahan dan Kerajaan Tempatan Malaysia di Gedung Negara Grahadi yang bahasan utamanya adalah pengolahan sampah.

Pihaknya mengaku mengapresiasi pengolahan sampah plastik di Malaysia, sebab menggunakan teknologi sederhana, tidak terlalu mahal dan tidak membutuhkan lahan luas, namun nilai ekonominya tinggi karena hasilnya 100 persen produknya diekspor.

Proses pengolahan sampah plastik seperti ini, kata dia, bisa diadopsi karena dapat memberikan nilai tambah, seperti menghasilkan bahan baku produk sepatu, kain, kasur dan lainnya.

"Untuk itu, saya mengajak kementerian dan pengusaha dari Malaysia untuk berinvestasi pengolahan sampah plastik tersebut di Jatim," ucap mantan menteri sosial tersebut.

Sementara itu, berdasarkan data yang dimiliki Pemprov Jatim, saat ini di wilayah setempat memiliki beragam potensi energi, baik fosil maupun energi terbarukan.

Potensi energi fosil berupa gas bumi sebesar 5.377,9 BCF (Billion Cubic Feed), sedangkan potensi minyak bumi dari Blok Cepu memiliki cadangan sebesar 729 juta barel dengan target produksi 220 ribu barel per hari pada 2019.

Potensi tersebut terdapat di Kabupaten Bojonegoro yang menjadi andalan pemerintah untuk menopang target produksi siap jual (lifting) minyak nasional.

Selain itu, Provinsi Jatim memiliki potensi energi terbarukan yang cukup besar, yakni energi panas bumi yang tersebar di 11 titik, di antaranya Gunung Welirang, Gunung Wilis, Gunung Ijen, Gunung Bromo dan Gunung Semeru.

Tak itu saja, juga terdapat potensi penyediaan tenaga surya dan energi biomassa (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) yang saat ini dikelola Pemkot Surabaya dan sudah dijual ke PLN (on grid) sebesar 1,8 MW.

"Hal ini sangat penting mengingat sampai 2017 masyarakat Jatim yang menikmati energi listrik (rasio elektrifikasi) baru mencapai 91,4 persen dan pemerintah berupaya merealisasikan menjadi 100 persen pada tahun 2021," katanya.

Baca juga: Menanti aliran cahaya dari pembangkit listrik tenaga sampah
Baca juga: Pengamat: Pembangkit listrik tenaga sampah cocok di perkotaan
Baca juga: Dirjen: Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah terkendala biaya

 

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019