Bandung (ANTARA) - Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat menyatakan sebanyak 15 wisatawan mengalami sesak nafas akibat erupsi yang terjadi di Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat, Jumat sore.

"Ada 15 orang wisatawan yang terdampak sesak nafas dan sudah dibawa ke Sespim Porli Lembang," kata Kepala Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Jawa Barat Budi Budiman Wahyu.

Budi mengatakan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa erupsi Gunung Tangkuban Parahu dan tidak ada warga yang mengungsi.

Baca juga: ACT terjunkan relawan pascameletusnya Gunung Tangkuban Parahu

Menurut dia, BPBD Provinsi Jawa Barat melakukan koordinasi dengan BPBD Kabupaten Bandung Barat dan PVMBG.

"Kami juga telah menurunkan tim untuk assesment, kemudian kami beserta Tim Gabungan BPBD KBB dan BPBD Kab Subang siaga di pos Pantau PVMBG," kata dia.

Ia mengimbau kepada warga agar tetap waspada dan memperhatikan arahan dari petugas dan tidak terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab.

Baca juga: Kemenhub: penerbangan normal pascaerupsi Gunung Tangkuban Parahu

"Untuk titik aman diimbabu dua kilometer dari lokasi, lokasi ke pemukiman kurang lebih tujuh kilometer," kata dia.

Menurut dia, saat ini Gunung Tangkuban Parahu berada pada Status Level I (Normal) dengan rekomendasi masyarakat di sekitar gunung dan pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas.

"Kemudian warga atau wisatawan tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu, serta ketika cuaca mendung dan hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia," kata dia.

Baca juga: Ahli Vulkanologi: Masyarakat jangan panik erupsi Tangkuban Perahu

Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019