Jakarta (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menilai generasi muda perlu diberikan pemahaman secara jelas atas bahaya narkoba untuk memutus mata rantai penyalahgunaan barang haram itu.

"Dampak negatif kecanduan narkoba perlu disuarakan terus-menerus agar mereka ini takut. Tidak mau coba-coba," kata Wakil Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Ramly HI Muhammad, saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Menanggapi deretan artis yang tersangkut narkoba belakangan ini, politikus Partai Golkar itu mengingatkan sosialisasi bahaya narkoba harus dilakukan dengan pendekatan yang pas.

Ramly mencontohkan selama ini banyak sosialisasi narkoba menyampaikan bahwa narkoba bisa merusak dan menghancurkan generasi muda bangsa.

"Orang-orang ini, terutama anak muda belum berpikir bagaimana bangsa bisa hancur, belum. Yang penting, bagaimana dia bisa hidup, bisa makan, hidup enak, ya udah," katanya.

Artinya, kata dia, dampak menghancurkan dari narkoba perlu dieksplisitkan dalam kehidupan yang mereka temui sehari-hari, bukan dalam cakupan yang teramat luas.

"Yang penting, diceritakan terus itu bagaimana narkoba bisa merusak pribadinya, keluarganya. Kalau pakai narkoba, keluarga malu seumur-umur, dia kan jadi takut," katanya.

Dari kesehatan, ia mengatakan anak-anak muda ini perlu diberitahu lewat cara praktis dan sederhana betapa bahayanya narkoba bagi kesehatan mereka.

"Misalnya, kalau mengonsumsi narkoba, paru-paru akan berlendir, cepat pikun, nanti enggak bisa bikin apa-apa, dan sebagainya," katanya.

Belum lagi, kata Ramly, jika sampai tertangkap aparat kepolisian karena menyalahgunakan narkoba, seluruh keluarga pasti bukan main menanggung malu.

Sementara itu, Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta HE Syahrial juga menyampaikan pentingnya memberikan edukasi bahaya narkoba kepada generasi muda yang mengena.

"Kalau perlu, diliatkan sama mereka bagaimana orang keadaan udah kecanduan, sakau. Ditontonkan aja itu, supaya mereka kapok kalau mau suatu saat begitu," kata politikus PDI Perjuangan itu.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019