Jakarta (ANTARA) - Mantan narapidana kasus penyalahgunaan narkoba, Delima Sari Putri, mendesain jersey olahraga lari yang didedikasikan untuk penggalangan donasi bagi warga binaan lembaga pemasyarakatan melalui lomba "Second Chance Charity Run 2019".

"12 hari lalu saya baru saja lulus dari lembaga pemasyarakatan (Lapas) anak dan wanita. Desain baju dan medali Second Chance Charity Run 2019 saya buat saat di dalam penjara," kata Delima Sari Putri di Jakarta, Selasa.

Perempuan cantik yang karib disapa Mickey itu menorehkan desain bunga lotus berwarna cerah yang dipadukan dengan gambar kupu-kupu bersayap warna warni pada jersey yang akan dibagikan kepada 3.000 pelari dari Jakarta dan sekitarnya.

Lomba lari yang bertempat di Lot 16, Sudirman Central Business District (SCBD) Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, pada Minggu (21/7) pagi, terdiri atas dua kategori jarak tempuh, yaitu 5 kilometer dan 10 kilometer mengelilingi kawasan SCBD.

Mickey mengaku bangga menjadi bagian dalam program donasi bagi 265.000 penghuni Lapas di berbagai daerah di Indonesia melalui even olahraga yang kali kedua digelar di Jakarta sejak 2017.

"Corak bunga lotus yang saya buat ini memiliki makna bunga kehidupan sebagai visualisasi dari kesempatan kedua bagi penghuni Lapas untuk hidup lebih baik di masyarakat," katanya.

Sementara gambar kupu-kupu terbang memiliki makna evolusi hidup ke arah yang lebih positif.

Mickey berkisah tentang suka duka warga binaan selama lebih dari setahun mendekam di balik jeruji besi Lapas Perempuan Pondok Bambu Jakarta.

"Kehidupan di lapas itu sangat tidak mengenakkan, tapi di sisi lain cukup menyenangkan buat saya karena difasilitasi dengan berbagai kegiatan positif dalam menyalurkan hobi menggambar," katanya.

Mickey mengaku hanya membutuhkan waktu sehari untuk menyelesaikan pesanan gambar yang diminta oleh panitia penyelenggara, Yayasan nirlaba mandiri, Second Chance Foundation.

Sketsa gambar dibuat dengan bahan kanvas menggunakan cat aklirik sederhana yang difasilitasi pengelola Lapas.

"Saya hanya butuh waktu sehari menyelesaikan gambar ini dengan fasilitas seadanya," katanya.

Corak buatan tangan Mickey telah diproduksi menjadi t-shirt putih dengan corak yang bernilai seni di bagian pinggul dengan gambar kupu-kupu terbang di bagian tengah baju.

Mickey mengungkapkan kehidupan di balik jeruji besi yang kini dialami oleh rekannya terbilang tidak mengenakkan. Alasannya, 50 persen lebih penghuni Lapas untuk kasus penyalahgunaan narkoba, tidak pernah dikunjungi oleh sanak saudara.

Mickey menyebut, tidak kurang dari 30.000 warga binaan di sejumlah Lapas di Jakarta, kini memiliki rutinitas disiplin dalam menjalani jadwal harian.
Mantan narapidana, Delima Sari Putri, saat mengikuti konferensi pers di The East Building Jakarta, Selasa (16/7/2019). (ANTARA/Andi Firdaus)
Aktivitas mengembangkan keterampilan melalui fasilitas terbatas yang disediakan pengelola Lapas menjadi satu-satunya sarana hiburan untuk menyalurkan bakat dan kemampuan.

"Kami ada yang dilatih bermusik, menjahit, membuat perkakas rumah tangga, melukis dan sebagainya," katanya.

Awalnya, Mickey belajar mendesain gambar dengan menggunakan media tas dari salah satu produsen di Indonesia.

Bahkan, sejumlah produk buatan tangan warga binaan Lapas, kini telah menembus sejumlah pasar nasional maupun internasional yang bernilai ekonomi tinggi.

Founder Second Chance Foundation, Evy Amir Syamsudin mengatakan besaran dana partisipasi kegiatan Second Chance Charity Run 2019 terdiri atas 5 kilometer seharga Rp200.000 dan 10 kilometer Rp250.000.

Biaya pendaftaran sudah termasuk donasi Rp50.000 yang akan disalurkan untuk pemenuhan sarana dan prasarana pengembangan keahlian warga binaan Lapas di seluruh Indonesia.

"Kegiatan ini pada intinya adalah menumbuhkan rasa peduli dari masyarakat terhadap warga binaan Lapas. Ini adalah acara kita bersama untuk memperkenalkan warga binaan dan mengajak masyarakat memberikan dukungan," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019