London (ANTARA) - Sidang Komite Warisan Dunia (World Heritage Commitee/WHC) UNESCO ke 43 pada Rabu (10/7) ditutup secara resmi oleh ketuanya yang juga Menteri Kebudayaan Azerbaijan, Abulfaz Garayev, setelah rangkaian sidang berlangsung sejak 30 Juni di Baku, Azerbaïdjan,

Penutupan juga menandai akhir periode Indonesia sebagai wakil ketua komite itu, yang disebut Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO Dubes Surya Rosa Putra, sebagai komite paling bergengsi. 

Surya menerangkan kepada ANTARA-London, Kamis, WHC adalah Komite Pengarah Konvensi UNESCO tahun 1972 tentang Perlindungan Warisan Budaya dan Alam Dunia. Anggotanya terdiri dari 21 negara yang dipilih mewakili wilayah-wilayah di Eropa, Asia-Pasifik, Arab, Afrika, dan Amerika Latin. 

Setiap anggota bertugas selama empat tahun. Indonesia, bersama China dan Australia mewakili Asia-Pasifik sejak tahun 2015.

Komite bersidang setiap tahun dan dihadiri oleh jajaran pimpinan WHC, lembaga-lembaga konsultatif warisan dunia seperti International Council of Monuments and Sites (ICOMOS), International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan International Centre for Study of the Preservation and Restoration of Culture Property (ICCROM), juga oleh seluruh perwakilan negara yang meratifikasi konvensi (193 negara) serta perwakilan lembaga nonpemerintah dari beberapa negara. 

Sidang terakhir bagi Indonesia itu memiliki 17 macam agenda dan yang paling penting adalah butir 7 dan 8, yang masing-masing menyangkut status konservasi 25 warisan dunia terancam dan status nominasi 35 warisan dunia baru, termasuk Tambang Batubara Ombilin-Sawahlunto.

Baca juga: Ombilin Sawahlunto sebagai warisan dunia UNESCO, ini tanggapan Menpar


Sebagai anggota Komite, Indonesia dituntut untuk berperan dalam setiap pengambilan keputusan. Untuk mendukung tugas itu, delegasi Indonesia melibatkan tenaga-tenaga ahli keilmuan dan politik luar negeri, termasuk Ir Wahjudi Wardojo (ahli warisan alam) dan Dr Daud A. Tanudirjo (ahli warisan budaya).

Rekomendasi nominasi Tambang Batubara Ombilin-Sawahlunto tidak diperdebatkan karena tidak ada yang meminta amandemen, demikian juga dengan rekomendasi tentang Tropical Rain forest Heritage of Sumatera (TRHS) dan Taman Nasional Lorentz.

Terkait Indonesia, sekretariat WHC melaporkan kegiatan UNESCO dalam membantu mempersiapkan Jalur Rempah (Maritime Trade Corridor) sebagai warisan dunia dan melakukan analisis daftar Warisan Dunia Indonesia yang masih ada dalam daftar

Sidang diakhiri dengan pemilihan wakil ketua untuk sidang WHC Sesi ke-44 tahun 2020 di Fuzhou, China. Negara wakil ketua yang terpilih adalah Hongaria, Spanyol, Uganda dan Bahrain. Wakil untuk Amerika Latin belum diputuskan.

Saat di Fuzhou nanti, Indonesia kembali sebagai anggota biasa. Untuk bisa dipilih jadi anggota Komite lagi, Indonesia harus menunggu enam tahun, kata Surya.


Baca juga: Sumbar usulkan Rendang jadi Warisan Dunia UNESCO

Baca juga: Hutan Sumbar "bebas" dari Situs Warisan Dunia dalam bahaya


Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019