Selain itu, keluarga penerima bantuan sosial yang merokok juga memiliki anak putus sekolah yang lebih tinggi daripada yang tidak merokok,
Jakarta (ANTARA) - Penelitian Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI) menemukan bahwa indikator sosial ekonomi penerima bantuan sosial (Bansos) yang merokok lebih rendah daripada penerima bantuan sosial yang tidak merokok.

"Keluarga penerima bantuan sosial yang merokok memiliki konsumsi kalori, protein, lemak, dan karbohidrat yang jauh lebih rendah daripada yang tidak merokok," kata Ketua TIm Peneliti PKJS UI Teguh Dartanto saat peluncuran hasil penelitian di Jakarta, Selasa.

Penelitian tersebut juga menemukan hubungan antara tingkat pendidikan anak penerima bantuan sosial dengan perilaku merokok keluarga.

Ternyata, capaian pendidikan anak dari keluarga penerima bantuan sosial yang merokok jauh lebih rendah daripada keluarga penerima bantuan sosial lain yang tidak merokok.

"Selain itu, keluarga penerima bantuan sosial yang merokok juga memiliki anak putus sekolah yang lebih tinggi daripada yang tidak merokok," tambahnya.

Baca juga: Data penerima bantuan sosial akan dimutakhirkan tiga bulan sekali

Perilaku merokok keluarga penerima bantuan sosial juga berhubungan dengan tingkat kesakitan anak.

"Anak dari keluarga penerima bantuan sosial yang merokok lebih sering sakit daripada yang tidak merokok," ujarnya.

Teguh mengatakan penelitian tersebut menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2016 dan 2017 serta data Survei Kehidupan Keluarga Indonesia (IFLS) Gelombang IV dan V.

Menurut dia, temuan penelitian itu harus disikapi secara hati-hati, tidak dengan serta merta bantuan sosial dihentikan.

"Bantuan sosial secara tujuan bagus, tetapi keefektifannya berkurang karena ada perilaku merokok dari para penerima bantuan," sebutnya.

PKJS UI meluncurkan hasil penelitian "Bantuan Sosial, Konsumsi Rokok, dan Indikator Sosial Ekonomi Rumah Tangga di Indonesia".

Baca juga: PKJS UI: JKN masih salah dipahami

Baca juga: Menkeu: realisasi bansos tinggi untuk kesejahteraan masyarakat miskin

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019