Jakarta (ANTARA) - Pertumbuhan industri seiring keberadaan jalur tol Trans-Jawa perlu dibatasi melihat dampak polusi yang ditimbulkannya ke depan, kata Researcher-toxic Program Officer BaliFokus/Nexus3 Sonia Buftheim.

"Pembangunan sektor infrastruktur yang gencar jangan sampai mengabaikan sektor kesehatan. Berkacalah pada Jakarta yang sudah berubah menjadi kota industri," katanya, di Jakarta, Kamis.

Ia menyebutkan di Jakarta setidaknya sudah berdiri sekitar 1.300 industri berbagai sektor yang menyumbang semakin buruknya kualitas udara di Ibu Kota.

Pertumbuhan industri, lanjut dia, juga tidak selalu berbanding lurus dengan kesejahteraan masyarakat.

Keberadaan tol Trans-Jawa, kata dia, pasti akan memancing pertumbuhan pusat-pusat industri di daerah seiring dengan kian lancarnya akses transportasi.

"Tetapi, apakah pernah dikaji dampak polusi yang ditimbulkan jika industri-industri baru ini bermunculan? Dampak kesehatan bagi masyarakat seperti apa?" ujarnya.

Belum ada industri saja, Sonia mengatakan, masyarakat di kawasan yang dilalui jalur tol Trans-Jawa pun sudah terkena dampak dari paparan emisi kendaraan bermotor.

"Apalagi, jika nanti bermunculan industri di sekitar jalur ini. Artinya, pemerintah pusat dan daerah perlu bersinergi untuk mengantisipasi dampaknya," katanya.

Menurut dia, pemerintah daerah sangat berperan untuk mengontrol pertumbuhan industri di wilayahnya dengan tidak mudah mengeluarkan izin pendirian industri.

"Pembangunan industri penting dibatasi, pemda harus melihat kebutuhan masyarakat seperti apa. Intinya, izin pendirian industri memerlukan pengkajian untuk jangka panjang," katanya.

Sebelumnya, pakar pengelolaan udara dan limbah dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Enri Damanhuri menyampaikan bahan bakar yang paling tidak ramah adalah batubara.

"Batubara itu dipakai pembangkit listrik, industri. Banyak industri, seperti tekstil menggunakan batubara karena paling murah. Hampir semua industri," katanya.

Dibandingkan dampak polusi dari beroperasinya tol Trans-Jawa, ia masih lebih khawatir dengan dampak polusi dari keberadaan industri.

Meskipun di sisi lain, Enri mengakui keberadaan tol Trans-Jawa juga akan memunculkan pusat-pusat industri baru dengan semakin lancarnya akses transportasi.

"Itu lain lagi. Tetapi, kan keinginan kita pertambahan ekonomi. Di sana ada pertumbuhan industri, masyarakat tidak lagi urbanisasi ke Jakarta. Kan lebih baik. Pilihan itu," katanya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019