Palembang (ANTARA) - Ikan olahan dengan cara pengasapan atau yang dikenal dengan ikan salai yang merupakan salah satu hasil kerajinan warga Palembang, Sumatera Selatan, diburu pemudik.

Kios ikan salai yang ada di sepanjang jalan poros Jembatan Musi II akses jalan tol Palembang - Lampung, selama arus balik Lebaran tiga hari terakhir hingga Selasa, tampak masih ramai dikunjungi pembeli.

Pembeli ikan salai tidak hanya pemudik yang berlibur Lebaran Idul Fitri di Kota Palembang, tetapi juga yang melakukan perjalanan darat dari berbagai daerah di Sumatera.

Mobil pemudik dengan nomor polisi dari daerah Lampung, Jambi, Medan, Jakarta, Bandung dan beberapa daerah lainnya tampak silih berganti parkir di depan kios pedagang ikan salai.

Salah seorang pemudik asal Jakarta, Mukhtar Iman, mengatakan ikan salai merupakan salah satu makanan khas daerah ini yang biasa dijadikan buah tangan untuk keluarga dan teman-teman. "Setiap pulang mudik ke Palembang, keluarga dan teman-teman kerja selalu meminta dibawakan buah tangan ikan salai," ujarnya.

Salah seorang perajin ikan salai di kawasan jalan poros jembatan Musi II Palembang, Marwiyah, mengatakan pada arus balik Lebaran beberapa hari ini barang dagangannya banyak terjual.

Seperti biasanya seusai Lebaran Idul Fitri, kiosnya selalu ramai dikunjungi pemudik dari berbagai daerah yang mencari ikan salai untuk dibawa ke daerah asalnya sebagai buah tangan dan untuk persediaan lauk makan sehari-hari.

Ikan salai yang diminati pemudik seperti ikan baung, lais, patin dan ikan gabus. Ikan salai tersebut dijual dengan harga bervariasi mulai Rp180.000 hingga Rp300.000 per kilogram.*


Baca juga: Ikan asap jadi kuliner favorit di jalur pantura Probolinggo

Baca juga: Garam menghilang, masyarakat beralih bikin ikan asap

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019