Jambi (ANTARA) - Tiga granat aktif peninggalan Perang Dunia II yang ditemukan oleh warga Kelurahan Bajubang, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi dimusnahkan tim Penjinak Bom (Jibom) Gegana Satuan Brimob Polda Jambi.

"Granat ini merupakan jenis granat nanas sisa Perang Dunia II dan sifatnya masih aktif. Karena dimakan usia, cincinnya sudah tidak ada lagi dan sewaktu-waktu bisa meledak," kata Danunit II Jibom Gegana Satuan Brimob Polda Jambi Iptu Yudhianto, di Batanghari, Jambi.

Pemusnahan tiga granat nanas tersebut dilakukan dengan cara disposal. Disposal merupakan prosedural yang harus dilakukan terhadap pemusnahan bom.

Pemusnahan tiga granat nanas tersebut dilakukan pada Senin sore, pukul 18.30 WIB yang dilakukan di areal perkebunan karet milik warga RT 13 Dusun Wono Rejo, Desa Penerokan, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghri, Jambi. Tepatnya berada di belakang Polsek Bajubang, Kabupaten Batanghari.

Bersama empat orang anggotanya, Iptu Yudhianto melakukan disposal terhadap tiga granat tersebut. Granat yang sebelumnya diamankan sementara Polsek Bajubang dengan cara dikubur, langsung dibungkus dalam bomb blanket. Selanjutnya tim membawa tiga granat menuju lokasi peledakan dan dimasukkan ke dalam lubang dengan kedalaman satu meter.

"Kepada masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari jika menemukan benda seperti granat atau benda membahayakan lainnya segera melaporkannya ke pihak kepolisian," kata Iptu Yudhianto.

Tiga granat nanas aktif peninggalan Perang Dunia ke II tersebut ditemukan oleh warga Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari Zulkifli pada Minggu (9/6) sore pukul 15.30 WIB di samping rumah tetangganya Melly. Saat itu Zulkifli hendak mencari kayu, namun saat berjalan di samping rumah Melly, ia tersandung sebuah besi berbentuk batu. Merasa penasaran Ia membersihkan besi berbentuk batu tersebut dan ternyata besi tersebut merupakan granat.

Usai menemukan granat tersebut Zulkifli langsung melaporkannya ke Polsek Bajubang, Kabupaten Batanghari untuk diamankan sementara.

Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019