Lhokseumawe, Aceh (ANTARA) - Untuk mengantisipasi kemacetan dan juga rawan terjadinya longsor, ditempatkan petugas di pos pantau di jalur mudik kawasan Gunung Salak wilayah  Aceh Utara, Provinsi Aceh.

Jalur jalan di kawasan Gunung Salak merupakan salah satu jalur yang ramai pemudik menuju atau balik dari kawasan dataran tinggi Gayo ke Lhokseumawe atau sekitarnya, terutama menjelang hari raya.

"Untuk memperlancar arus lalu lintas jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, ditempatkan petugas dan pos pantau di sana,” kata Kapolres Lhokseumawe AKBP  Ari Lasta Irawan melalui Kasubbag Humas Polres Lhokseumawe Salman Alfarisi di Lhokseumawe, Jumat.

Tingginya intensitas kendaraan dijalan KKA atau jalur gunung salak dikarenakan saat ini jalur tersebut merupakan satu-satunya jalur tercepat yang menghubungkan wilayah tengah Aceh dengan pesisir pantai utara Provinsi Aceh dan terhubung dengan jalur trans Sumatera.

" Tingginya antusias masyarakat yang menggunakan jalan gunung salak sebagai jalur mudik, menyebabkan meningkatnya volume kendaraan yang melewati jalan digunung tersebut juga tinggi sehingga perlu dipantau,"ucap Salman Alfarisi.

Untuk memantau perkembangan jalur mudik di gunung tersebut, pihaknya menempatkan sejumlah personil pada pos pantau yang terdapat di KM 32. Personil yang berada di pos tersebut akan memantau kondisi arus mudik dan jalur jalan KKA tersebut. Karena sebagaimana diketahui jalan KKA yang menghubungkan Aceh Utara dan Kabupaten Bener Meriah, merupakan daerah pegunungan dan rawan terjadinya longsor. Sehingga apabila intensitas hujan tinggi dapat menyebabkan longsor.

Selain itu, pada masa liburan juga kerap terjadinya kemacetan karena banyak warga yang berlibur dikawasan pengunungan tersebut dengan hawa yang sejuk. “ Oleh karena itu, ditempatkan pos pantau, sehingga dapat memantau dan juga dapat mengatur arus lalulintas apabila terjadi kemacetan yang diakibatkan oleh longsor atau lainnya yang dapat membahayakan pengendara kendaraan,” kata Kasubbag Humas Polres Lhokseumawe itu.

Pewarta: Mukhlis
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019