Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian membidik munculnya investasi-investasi baru bidang industri dari negara berjuluk Naga Kecil Asia, Taiwan.

Pemerintah Indonesia sedang mempertimbangkan pemberian tax holiday dan fasilitas lain yang dibutuhkan oleh para investor, terutama sektor-setor yang dapat membuka lapangan kerja banyak, menjadi substitusi impor, serta meningkatkan ekspor.

“Kebutuhan di sektor-sektor tersebut merupakan pertimbangan pemerintah untuk membuka kesempatan investasi,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat keterangannya di Jakarta, Jumat.

Dengan ini, lanjut Menperin, para investor dapat memperoleh keuntungan dalam berbisnis, tidak hanya untuk memenuhi pasar ekspor, tetapi juga memasok pasar domestik yang luas.

Sejak tahun lalu, Taiwan menjajaki peluang kerja sama dengan Indonesia khususnya di sektor manufaktur guna memperkuat perekonomian kedua negara.

Menurut Airlangga, sektor yang potensial untuk dikolaborasikan, antara lain industri perkapalan, pengolahan logam, ICT & Smart City dan teknologi bahan pangan.

Sementara itu, pada tahun 2017, total perdagangan kedua negara mencapai 7,4 miliar dolar AS dan Taiwan berada di peringkat ke-11 sebagai mitra impor maupun ekspor perdagangan global Indonesia.

Sementara itu, jumlah investasi langsung Indonesia di Taiwan sebesar 32,2 miliar dolar AS.

Penanaman modal langsung Taiwan di Indonesia sekitar 397 juta dolar AS menjadikan Taiwan sebagai investor urutan ke-14 terbesar Indonesia.

Baca juga: Menperin sebut kinerja manufaktur positif kuartal I 2019
Baca juga: Menperin: SDM jadi basis perekonomian dalam industri 4.0


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019